Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

3 Faktor Elon Musk Urung Beli Twiter

10 Juli 2022   08:46 Diperbarui: 10 Juli 2022   11:06 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batalnya Elon Musk dalam mengakuisisi media social twiter berbuntut panjang. Melalui berita yang diturnukan tempo.com pada Sabtu, 9 Juli 2022 "twiter bersumpah akan membawa Elon Musk ke pegadilan".

Bukan tanpa alasan twiter akan membawa orang terkaya di dunia itu ke pengadilan. Sebelumnya Elon Musk menarik tawarannya senilai US$ 44 miliar (Rp 660 triliun) untuk membeli perusahaan media itu.

Ketua Twitter Bret Taylor mengatakan; "Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Elon Musk dan berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Dirinya yakin Twiter akan menang di Pengadilan Negeri Delaware."

Keputusan mundurnya Elon Musk dalam membeli twiter disinyalir ada ketidakpuasan dirinya, bagaiamana twiter tidak jujur tentang akun palsu di situsnya tersebut padanya.

Dengan jiwa bisnis Elon Musk yang merupakan COE dari Telsta sendiri yang merupakan produsen ternama dunia mobil listrik. Apakah mungkin alasan kuat Elon Musk urung membeli twiter karena ketidakjujuran situs media social twiter?

Atau  dengan keceedasan Elon Musk, yang bukan sebulan dua bulan dalam berbisnis. Mungkinkah ada sesuatu yang lain, membuat Elon Musk pelik dalam kata spakat membeli twiter?

Saya kira jelas, ada sesuatu dibalik belum spakatnya Elon Musk membeli twiter. Menurut saya ada beberapa kemungkinan yang membuat Elon Musk urung beli beli twiter.

Pertama, kemungkinan Elon Musk berkeinginan untuk menegosisasi ulang dengan twiter. Sebab masih ada kemungkinan kesepakatan itu dapat dinegosiasikan ulang dengan harga yang lebih rendah yang lebih menguntungkan bagi Musk.

Kedua, Elon Musk tak mau beresiko. Sebab untuk membantu membiayai tawaran twiter. Miliarder itu harus meminjam dana dari beberapa kepemilikannya di Tesla yang kabarnya tidak dia sukai.

Karena meminjam kepemilikan Tesla-nya adalah langkah berisiko penurunan mendadak saham produsen mobil bisa memaksa Musk untuk menjual saham tambahan yang memicu margin call.

Ketiga, ada kemungkinan bisnis media sosial kedepan akan mengalami stagnasi bahkan pemurunan dikala kompetitor media sosial seperti tik-tok, instagram dan lain sebagainya akan menjadi kompetiror yang serius bagi twiter kedepan.

Maka dari itu prospektif bisnis media sosial bisa jadi alasan Elon Musk urung membeli twiter dibalik prospektif bisnis mobil listrik yang masih terbuka lebar di dunia. Dan Elon Musk butuh investasi besar dalam melebarkan sayap bisnis mobil listriknya itu dimasa yang akan datang.

Tetapi jika twiter akan membawa masalah "kurang jelasnya" pembelian twiter oleh Elon Musk ke pengadilan itu sah-sah saja. Tentu mengingat data yang sudah diberikan Elon Mush sebagai calon pembeli yang sudah dibocorkan oleh twiter.

Selain itu juga terkait nama twiter sendiri yang selama ini. Kabar yang berhembus kuat akan di beli oleh Elon Musk sebagai milyader yang sudah terkenal dunia dengan cepat menyebar informasinya ke seluruh dunia.

Elon Musk sudah melekat dengan twiter itulah fakta yang dapat dirasa, yang mana hanya kabar akan membeli twiter bahasa giringan media, twiter seakan sudah milik Elon Mush padahal belum ada kata sepakat antara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun