Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bagaimana Memilih Pasangan Hidup?

9 Juli 2022   08:21 Diperbarui: 12 Juli 2022   10:12 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pasangan hidup yang nalarnya bagus setidaknya memiliki kesadaran yang bagus, artinya kerjasama yang baik dalam mencapai visi-misi berumah tangga paling mungkin dapat diwujudkan".

Maka melihat tantangan berumah tangga di abad ke-21 ini, dirasa secara ekonomi daya beli semakin berat. Mengapa dikatakan demikian berat?

Tentu bukan karena menikahnya tetapi akomodasi dalam membangun rumah tangga itu sendiri yang dibutuhkan menjadi catatan tersendiri bawasannya tantangan itu hidup itu semakin naik bukan turun.

Seperti kkan banyak biaya mengakomodasi rumah tangga itu suatu yang pasti. Kebutuhan akan hunian. Kualitas rumah tangga yang baik mengakes kebutuhan sehari-hari seperti kesehatan dan sebagaiya.

Serta nantinya biaya anak menjadi biaya yang tidak akan bisa di tunda lagi, jika punya anak seperti kebutuhan akan pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lain seperti gaya hidup anak.  

Oleh sebab itu kesadaran, penerimaan, dan bekerja sama dalam membangun rumah tangga sangat dibutuhkan oleh genarasi saat ini. Ketika siap berumah tangga, itu berarti harus siap segala konsekwensinya baik yang pahit maupun getir.

Dengan berbagai tantangan rumah tangga yang begitu pelik dan banyak tantangan kedepan. Mungkinkah "sembarangan" yang artinya tanpa kritetia mencari pasangan hidup berumah tangga masih bisa dilakukan?

Adakah krititeria khusus mencari pasangan hidup yang ikut menjamin suksesnya bangunan rumah tangga generasi abad ke- 21 dalam menjalaninya?

Apakah bibit, bebet, bobot masih bisa menjadi pedoman dalam mencari pasangan hidup untuk sukses dalam membangun bahtera rumah tangga saat ini tanpa perceriaan yang sudah dianggap hal biasa?

Yang pasti. Disamping bibit, bebet, bobot atau agama sekalipun dalam mencari pasangan. Ada hal yang lebih penting di dahulukan dan masuk dalam kategori priority di abad ke 21 ini.

Sebab di abad ke 21 dengan catatan pertumbuhan penduduk yang besar. Memunculkan berbagai permaslahan yang ada seperti kemiskinan, ketimpangan social, dan kebodohan yang tidak disadari secara mendalam.

Dimana pikirian manusia seperti terdistorsi pada gaya hidup, yang dibawa media semata tanpa dirinya berpikir fakta akan kehidupannya, yang butuh dibenahi terus-menerus setidaknya untuk meringankan hidup masing-masing.

Yang sesungguhnya butuh sebuah penyegaran dan model hidup yang efektif selamat sampai tua nanti, baik dalam hal ekonomi maupun pemenuhan kebutuhan penujang hidup yang lain.

Maka dari itu, hidup sendiri tanpa pasangan pun butuh nalar yang jelas. Bagaimana akan memposisikan hidup yang efektif dibalik strategi menyelamatkan hidup masing-masing itu kedepan.

Tentu dengan kompetitifnya hidup yang semakin terasa dan kebutuhan hidup yang mulai tinggi tidak dibarengi pendapatan yang seimbang dengan kebutuhan layak manusia.

Untuk itu nalar yang baik untuk mensiasati model kehidupan sebagai solusi, bukan hanya untuk menjadi pribadi tetapi juga ketika kelak akan berpasangan dengan orang lain guna menjalani rumah tangga yang sukses sangat diperlukan.

Bukan apa, terus terang. Nalar yang baik akan menjamin kesadaran hidup yang baik pula, saling mengerti untuk bekerja sama satu sama lain dan berpotensi seimbang dalam hal visi-misi kehidupan yang akan di jalani.

Bayangkan dalam hidup berumah tangga tanpa nalar yang baik "istri dan suami sama-sama kerja. Pulang kerja istri ngurus anak dan suami ungkang-ungkang kaki. Minta dilayani dibikinkan kopi, itu tidak punya nalar yang baik, dimana istri juga sama-sama lelah sehabis pulang kerja".

Begitu pula istri dirumah suami yang kerja; "istri meminta dibelikan apapun yang diluar kemampuan suami" bukankah itu juga termasuk hubungan pasangan suami istri yang tidak berlandaskan nalar yang baik?

Maka dari itu, pentingnya nalar yang baik mencari pasangan hidup penting dilakukan diatas kriteria apapun yang lain dalam mencari pasangan hidup sebagai solusi mengahdapi kemungkinan terburuk rumah tangga seperti percerian dan kemiskinan.

Yang pasti nalar yang baik dapat memunculkan harmoni satu sama lain, saling bekerja sama satu sama lain, yang mana ada kompromi disetiap masalah yang akan terus ada sebagai pasangan dalam bahtera kehidupan rumah tangga dan tantangan akan menjalani rumah tangga itu sendiri

 

 

   

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun