Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Buruh, Perubahan, dan Hal yang Memiskinkan

6 Juli 2022   09:44 Diperbarui: 8 Juli 2022   21:59 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpikir bagaimana dinamika buruh kedepan, memang bukan saja kita sebagai "buruh" di abad ke-21 dituntut untuk efisien dengan apa yang diterima sebagai penghasilan dalam bekerja; dibalik ketidakpastian akan kesempatan kerja itu untuk konsisten menabung menyambung hidup.

Buka apa, ruang-ruang kerja yang sangat rungsing posisinya sebagai "buruh" itu sendiri. Saat ini dapat terancam kehilangan pekerjaan sewaktu-waktu, yang mana efisiensi dan otomatisasi mesin berbasis teknologi sudah dapat mengambil langkah-langkah pekerjaan manusia.

Dengan potensi kehilangan pekerjaan sewaktu-waktu itu. Memang kedepan, ini bukan hanya akan menjadi masalah tetapi juga merupakan tantangan bagi buruh.

Bagaimana kehidupan manusia saat ini digedor dengan praktik kemajuan jaman yang sedang menerjang untuk dapat bertahan.

Pengalaman Kerja

Saya ingin mengulas dan melihat kebelakang bagaimana situasi pengalaman kerja saya sebagai buruh di bidang telekomunikasi pada tahun 2009 yang lalu. Ketika saya baru masuk dalam dunia kerja. Saat itu, saya bekerja di bidang telekomunikasi di daerah Meruya, Jakarta Barat.

Awal-awal bekerja terlihat normal sebagaimanannya bekerja, banyak rekan dan masih terjalin tim dengan komposisi ruang kerja untuk manusia yang banyak. Saya ingat waktu itu, satu Tim Maintenance Tower berisi 3 personil dan 2 personil untuk operator Genset.

Gaji saya saat itu masih dibawah UMR Jakarta, tahun 2009 UMR Jakarta sudah Rp. 1,5 jt tetapi gaji saya Rp. 950 rb. Namun bagi saya yang hanya modal ijazah SMP dari kampung yang tidak punya keahlian apa-apa, bisa bekerja saja itu sesuatu yang harus disyukuri.

Tidak semua orang mempunyai kesempatan yang sama seperti saya. Meski gaji saya dulu hanya dibayar dibawah UMR dan hanya cukup untuk makan saja. Satu tahun saya bekerja tidak dapat menabung, gaji yang tipis menjadi pokok masalahnya tetapi itu hal yang sudah seharunya diterima.

Namun bukan itu. Bukan masalah gaji yang saya ingin bahas disini. Tentang gaji, semua kembali pada kemampuan perusahaan. Sebagai buruh kita tidak dapat leluasa menuntut ini itu termasuk masalah gaji.

"Sebab masalah gaji dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Serba salah gaji terlalu tinggi memberatkan pengusaha, "rendah" diri-diri kita juga yang kena imbasnya. Akan tetapi begitulah adanya yang penting pekerjaan ada dan punya penghasilan".

Yang saya mau bahas saat ini, dimana ini tahun ke- 12 saya menekuni dunia telkomunikasi sebagai buruh. Keadaan soal gaji di tahun 2022 sudah terpatri pada UMK masing-masing daerah sebagai buruh telkomunikasi dan itu seperti menjadi ketetapannya.

Akan tetapi melihat bagimana perubahan dari bentuk kerja sendiri sebagai buruh telkomunikasi. Memang saat itu di tahun 2009, saya tidak berpikir bagaimana strategi perusahaan itu berpeluang dilakukan sebagai langkah efisiensi. Kemajuan teknologi menjadi gerbang awal bagaimana saya menyaksikan satu persatu anggota tim di kurangi.

Kemajuan Teknologi 

Di tahun 2009 teknologi akan komputasi yang berbasis aplikasi belum begitu popular. Saya ingat media social seperti facebook juga belum begitu dikenal, setidaknya untuk ukuran orang desa. Karena saat itu di kalangan teman saya sendiri di desa, masih banyak yang belum mempunyai akun facebook. Hanya beberapa glintir teman yang punya, itu saja karena mereka melek teknologi dan tidak tinggal di kampung.

Tetapi ditahun 2022 ini semua teman saya, kebanyakan telah mempunyai akun facebook. Maka dari itu dengan berbagai dinamika dan perubahan jaman yang terus berlajut dan teknologi yang dapat dikembangkan rupa-rupa.

Semua itu mempengarui berbagai dinamika perjalanan bentuk-bentuk kerja dan saya memaknai sebagai fenomena jaman, yang mana sebagai buruh yang masih manusia, harus dapat beradaptasi pada segala perubahan yang ada.

Dengan maraknya tren kemajuan jaman, kusunya di bidang teknologi. Model pekerjaan saya terus mengalami perubahan dalam segi kuantitas pekerja yang dibutuhkan yang lebih efisien di setidaknya sampai tahun 2022 ini.

Dulu sewaktu teknologi belum berkembang di tahun 2009. Admin masih dibutuhkan untuk bekerja sebagai media pelaporan atas pekerjaan yang sudah selsai.

Tetapi ketika aplikasi mulai menjadi inovasi dalam tekologi mendukung pekerjaan pelaporan akan progress pekerjaan itu dilaporkan secara online langsung dari lapangan, yang mana sudah tidak membutuhkan admin manusia berganti menjadi teknologi.

Itu sangat luar biasa pengaruhnya bagi buruh di bidang telkomunikasi, banyak orang kehilangan pekerjaan sebagai admin laporan progress pekerjaan lapangan. Pekerja yang mampu bertahan dan dipartahankan adalah pekerja lapangan yang tidak dapat digantikan perannya dengan teknologi.

Faktor Ekonomi dan Efisiensi 

Selain dari factor teknologi, factor ekonomi dan efisiensi perusahaan juga terjadi di perusahaan telkomunikasi menjadi hal yang sudah biasa terjadi sekarang-sekarang ini.

Mergernya berbagi perusahaan telkomunikasi seperti indosat dan 3 atau XL dengan Axis menambah catatan panjang efisiensi yang bedampak langsung pada buruh telkomunikasi baik kuantitas pekerjaan yang bertambah atau buruh yang diputus hubungan kerjanya.

Tetapi dengan kuantitas kerja, inilah yang menjadi catatan saya selam 12 tahun terkahir berkerja sebagai buruh telkomunikasi, yang terdampak sedemikian rupa hingga nilai beban kerja yang terus ditambah.

Bayangkan dulu tim preventive maintenance tower satu tim mencapai tiga orang di 2009 dan team beck up power genset dua orang. Kini di tahun 2022 pekerjaan dua kategori tersebut hanya di beck up oleh satu orang pekerja sebagai Preventive Maintenance sekaligus operator genset.  

Yang artinya dari lima orang dipangkas habis menjadi satu orang dan bagaimana upah yang diterimanya, tetap hitungan UMK masing-masing yang mana di hitung tenaganya hanya satu orang, ya memang satu orang yang bekerja tetapi untuk semua jenis pekerjaan yang seharusnya di beck up lima orang.

Kembali sebagai apapun; termasuk buruh di bidang apapun termasuk telekomunikasi, kemajuan teknologi memang tidak dapat disangkal dan masalah ekonomi akan membuat perusahaan perusahaan melakukan efisiensi betul itu hal yang memiskinkan.

Bukan apa, teknologi meminggirkan peran manusia tidak bisa disangkal dan tantangan ekonomi akan efisiensi perusahaan itu sesuatu yang pasti akan dilakukan. Tetapi semua itu adalah kepastian dari fakta akan bentuk dan rupa kemajuan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun