Setelah sekian lama saya merantau dan pulang ke desa, saat ini identitas social keagamaan khusunya islam memang sedang terbentuk dengan rapi. Banyak ormas keagaam yang sekarang telah eksis di desa saya dipinggiran Kabupaten Cilacap ini dengan berbagai bentuk dan rupa.
Mau tidak mau itu adalah lompatan peradaban yang memang sudah berkembang dan saya sebagai manusia yang juga mengidealkan suatu kebaikan harus terjun pada hal yang baik termasuk bergabung dikalangan santri yang bernaung pada ormas keagamaan di desa saya meski pengalaman beragama saya sangatlah cetek.
Namun tentang latar belakang, saya kira ujung dari manusia beragama tidak hanya menstimulasi bagaimana pengaruh spiritual pada sifat-sifat ketuhanan yang harus dimiliki manusia. Tetapi beragama pada praktiknya adalah mengedepankan praktik-praktik humanisme, dimana rasa saling welas asih pada sesama manusia itu adalah tujuan dari adanya agama.
Saat ini saya telah ikut mengorganisir ormas keagaamaan di desa saya meski saya hanya sebagai anggota. Tetapi anggota pun punya pengaruh yang besar dalam menggerakan roda organisasi social keagamaan, bagaimana seharusnya menciptakan hal yang baik untuk masyarakat melalui oramas berbasis agama.
Sejauh ini kegiatan-kegiatan yang dihasilkan dari bangunan ormas keagaamaan yang muncul di desa yang saya ikut bergabung didalamnya adalah optimalisasi sedekah masyarakat melalui koin-koin atau uang receh yang dipandang sebalah mata, namun praktiknya jika itu dikumpulkan oleh banyak masyarakat nilai dari jumlah uang itu tidaklah sedikit.
Banyak masyarakat yang desa saya yang terbantu setidaknya melalui sedekah koin tersebut setiap bulan ada sekitar sepuluhan paket sembako yang dibagikan pada anak yatim dan duafa. Selain itu program-program pemberdayaan lain bagi kelompok dan masyarakat secara luas adalah membangun potensi ekonomi melalui lingkungan hidup yakni mendirikan sebuah Bank Sampah.
Program selanjutnya yang sedang digagas oleh organisasi masyarakat berbasis agama ini adalah bagaimana pengelolaan menajemen masjid dibawa secara professional, dimana infak masjid dapat digunakan untuk sesuatu yang besar tidak hanya untuk masjid saja secara infrastructurenya.
Tetapi juga untuk pemberdayaan jamaah masjid itu sendiri, berfokus juga pada pemberdayaan ekonomi, social, pendidikan, dan praktik keagamaan berbasis masjid. Tentu supaya roda pengelolaan masjid dapat lebih menyeluruh dan inklusif sebagai pusat dari masyarakat membangun sebuah budaya baru yang berdampak baik pada perubahan masyarakat melalui masjid untuk masyarakat dan dari masyarakat, untuk kita dan dari kita. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H