"Semakin beratnya tantangan menikah bagi generasi saat ini, belum juga dengan pertimbangan ekonomi dalam karir yang benar-benar harus tertata sebelumnya. Tentu pertimbangan yang kritis sangat diperlukan untuk seseorang mempertimbangan pernikahannya".
Untuk itu, keritisan pada pernikahan sendiri, berpikir dalam pengembangan karir dulu yang lebih mapan dan juga besarnya biaya membesarkan anak, yang tentu dipatok pada nilai yang mungkin masih jauh dari pendapatan akan gaji yang kebanyakan saat ini penggajian pekerja mayoritas di patok UMR atau Upah Minimun Regional yang hanya cukup untuk biaya sendiri.
Disitulah mengapa Indonesia sendiri secara jelas akan terlihat akan panen orang lajang dan telat menikah dimasa yang akan datang. Bukankah semakin maju suatu Negara baik dalam kebudayaan maupun ekonomi juga akan mempengaruhi presentase umur sendiri dalam pernikaahan?
Seperti orang Korea Selatan maupun Jepang, rata-rata usia pernikahan disana jika dipukul rata yaitu kisaran 30 tahun keatas, sedangkan di indoneisa saat ini, usia 30 masih banyak orang berpandangan itu terlalu tua untuk menikah.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H