Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Risma, ASN, dan Papua yang Harusnya Tak Dianggap Begitu

14 Juli 2021   22:13 Diperbarui: 14 Juli 2021   22:17 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: liputan6.com

Mungkin maksud Risma berkata demikian tujuannya baik memompa para ASN untuk bekerja lebih giat lagi. Bukan apa diera pandemic seperti sekarang ini, dimana bantuan-bantuan social sangat dibutuhkan oleh masyarakat, dibutuhkan kerja dan konsistensi dari kemensos itu sendiri dalam bekerja untuk mengoptimalkan bantuan kepada masyarakat dari Negara.

Keberadaaan Papua yang jauh dari Jakarta sebagai ibu kota, dimana papua sendiri merupakan provinsi paling ujung dari Indonesia berada diwilayah paling timur.

Bisa saja Risma berpandangan bawasannya ditempatkan didaerah ujung merupakan konsekwensi yang harus dihadapi ASN jika malas, bukan bermaksud untuk merendahkan Papua sebagai provinsi apalagi kultur masyarakatnya.

Tetapi maksud baik dapat pula diplintirkan atau dapat pula ada persepsi-persepsi ganda untuk membelokan maksud baik dari sebuah perkataan. Namun jika memang dirasa kata-kata itu sensitive memindahkan ASN malas ke Papua, sepakat apa yang diucapkan oleh Fadli Zon untuk dicabut pernyataan itu.

Tidak dipungkiri, Papua sendiri sebagai provinsi yang paling ujung yang jauh dari ibukota birokrasinya tentu berbeda dengan provinsi-provinsi di Jawa. Jika ditakar secara logika memang tidak pas jika ASN malas Papua selalu saja menjadi alasan menghukum ASN, dikeskan birokrasi papua adalah birokrasinya ASN buangan.

Untuk itu penggambaran birokrasi Papua yang mungkin berbeda dengan Jawa tak seharusnya terus dikesankan berbeda begitu, apalagi dengan kata-kata menghukum ASN malas dipindahkan ke papua yang terkesan negative.

Pemerintah seharusnya memulihkan birokrasi Papua yang mungkin saat ini masih kurang dibanding birokarasi di Jawa dan membuat trobosan baru yaitu justru memindahkan ASN yang berprestasi ke Papua suapaya birokrasi papua dapat lebih baik dari Jawa.

Tentu bila dikesankan birokrasi papua adalah tempatnya para ASN buangan yang kerjanya malas di Jawa. Dan jika itu benar cara itu dilakukan, mungkin sampai kapapun tidak ada pemerataan sumber daya birokrasi diseluruh Indonesia termasuk provinsi papua yang keberadaaanya jauh dari pusat pemerintahan dan birokrasi Indonesia yakni ibu kota Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun