Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bank Sampah Sahabat Hijau Karangrena, Bukti Bergerak Pasti Berhasil

12 Mei 2021   09:21 Diperbarui: 12 Mei 2021   09:29 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dipungkiri bawasannya yang dibutuhkan dalam setiap bentuk perubahan adalah pentingnya adanya seseorang yang mau bergerak.

Ya memang benar, tidak semua orang rela, bahkan mendedikasikan dirinya menjadi penggerak bagi setiap perubahan yang seharusnya terjadi dimasyarakat sebagai sebuah siklus.

"Kenyatanya hanya sebuah bentuk dari kesadaranlah yang mampu mengerakan manusia, saya kira tidak ada yang lain dari itu".

Namun menjadi pertanyaan sendiri, bukankah hidup membutuhkan suatu perubahan? Dimana menjadi lebih baik ataupun menciptakan yang sebelumnya belum ada menjadi ada merupakan tantangan terbesar bagi masyarakat kita?

Inilah yang seharusnya didorong, bawasanya menciptakan suatu yang berdampak baik pada masyarakat haruslah terus digiatkan dari dan untuk masyarakat itu sendiri.

Supaya ada elmen masyarakat yang mempunyai metalitas sebagai pengerak dimasyarakat menciptakan perubahan yang benar-benar dibutuhkan sebagai akomodasi hidup masyarakat yang lebih baik.

Bukan apa, ketika masyarakat kita menjadi produktif dan inovatif, tentu dalam memandang misi bawasanya hidup masyarakat harus terus bergerak menciptakan suatu yang baru "niscaya" itu pasti mampu dapat dilakukan setiap perwujudannya.

Memang sepele dan tidak harus masyur, setiap perubahan yang ada dimasyarakat secara sederhanapun semua dapat saja menjadi tonggak perubahan.

Tentu seperti halnya pengelolaan sampah untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik, meski sampah sendiri selama ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat yang belum terbangun membudayakan sampah sebagai suatu nilai lebih ekonomi dalam rumah tangga.

Oleh sebab itu bertajug menabung sampah menjadi rupiah, Bank sampah Sahabat Hijau Karangrena yang dimotori oleh aktivis masyarakat Basit Wahab dan serta kelompok Ansor-Fathayat ranting Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap menjadi bukti bahwa perubahan sendiri diciptakan dari hal kecil yang dapat dilakukan secara sederhana.

"Karena sebelumnya, pengelolaan sampah khususnya di Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap masih sangat minim menjadi nilai lebih untuk meningkatan perekonomian masyarakat dan kenyataan tersebut itu tidak dapat ditampik".

sumber gambar: dokpri
sumber gambar: dokpri
Sebab pengelolaan akan sampah sendiri yang sebelumnya buntu dikawasan Desa Karangrena. Dan sampah-sampah rumah tangga cenderung dibuang begitu saja, bahkan dibakar yang justru tidak dapat menghasilkan apa-apa, itulah tantangan terbesar kelompok masyarakat yang saat ini tergabung dalam Bank Sampah Sahabat Hijau.

Bukan tidak ada pengetahun akan nilai lebih sampah sebagai sarana memperbaiki perekonomian masyarakat sendiri. Tetapi minimnya kelompok-kelompok masyarakat yang bergerak memciptakan perubahan itu, yang dimulai dari sampah menjadi rupiah membantu perekonomian masyarakatlah yang menjadi titik tolak lemahnya pemanfaatan sampah.

Makan dari itu sebagai solusi akan permasalahan sampah tersebut adanya Bank sampah Sahabat Hijau Karangrena menjadi solusi bersama pengelolaan sampah khususnya untuk masyarakat Desa Karangrena yang tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan kelompok-kelompok bank sampah yang ada di Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.

Bank sampah Sahabat Hijau Desa Karangrena yang berkegiatan dimulai akhir tahun 2020 yang lalu sendiri bekerja sama dengan Saburmusi Cilacap atau serikat buruh muslimin Indonesia.

sumber gambar: dokpri
sumber gambar: dokpri
Sejauh ini nasabah bank sampah Sahabat Hijau Desa Karangrena sudah mencapai 100 nasabah yang tersebar di 3 RW dengan rata-rata omset satu kali penarikan dalam satu bulan mencapai Rp 700 ribu hingga Rp. 1 juta rupiah.

Maka dengan prospek yang menjanjikan jika dikelola secara profesional, bukan tidak mungkin sampah sendiri dapat menjadi solusi kita bersama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Untuk itu Bank Sampah Sahabat Hijau juga akan mengandeng Bumdes Rena Jaya Desa Karangrena dan juga Pemerintah Desa Karangrena untuk mengoptimakan kerja Bank Samoah Sahabat Hijau Desa Karangrena.

Adapaun karena usia Bank Sampah Sahabat Hijau masih cukup muda, dimana untuk menjadi besar sendiri membutuhkan sebuah proses yang sangat panjang serta dukungan dari berbagai pihak, suport dari Pemerintah Desa dan lembaga usaha desa serperti bumdes sangat dibutuhkan.

Sebab oprasional Bank Sampah Sahabat Hijau sendiri selama ini masih dilakukan dirumah salah satu penggerak, baik dalam hal pemilahan sampah, penimbangan sampah, maupun penampungan sementara sampah.

Maka dari itu suport pemerintah desa dan juga lembaga usaha Bumdes akan sangat membantu oprasional serta membesarkan Bank Sampah Sahabat hijau sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat desa.

Selain itu juga dapat mengoptimalakan pengelolaan sampah di Desa Karangrena itu sendiri yang selama ini belum tergarap dengan baik sehingga dapat menjadi nilai lebih dan menyasar masyarakat yang lebih luas untuk bersama-sama memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi lebih ekonomis.

Nantinya jika pemerintah desa serius berkembang bersama dengan Bank Sampah Sahabat Hijau Karangrena. Pemerintah desa dapat menggerakan struktur kepengurusan warga melalui RT maupun RW serta elmen masyarakat lain untuk bersama-sama mengembangan Bank Sampah Sahabat Hijau sebagai sarana ekonomi baru masyarakat Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.

Tentu Bank Sampah Sahabat Hijau sendiri saat ini membutuhkan dukungan tidak hanya moril dan kebijakan pemerintah Desa Karangrena, tetapi juga membutuhkan suntikan modal bersama mengembangan bank sampah untuk membangun infrstrukture bank sampah supaya lebih maju sebagai kontributor ekonomi baru masyarakat karangrena pada khususnya yang profesional.

sumber gambar: dokpri
sumber gambar: dokpri
Dengan bergeraknya Bank Sampah Sahabat Hijau Karangrena, kesemuanya dari hal yang mungkin terlihat potensial ataupun tersembunyi dibaliknya, memang butuh gerakan nyata dalam membangunya, tidak hanya gagasan semata.

"Gagasan bila tidak digerakan akan mandeg hanya sebatas gagasan. Begitu pula potensi jika tidak didorong dan dilakukan upaya kerja nyata menyongsong potensi tersebut, pada akhirnya juga akan kosong, terus menjadi sesuatu yang tidak bernilai".

Jalannya program Bank Sampah yang didasari atas kesadaran segelntir kelompok masyarakat memang saat ini belumlah besar. Tetapi segala sesuatunya jika memang digerakan pasti akan ada yang dihasilkan termasuk sampah yang selama ini oleh warga Desa Karangrena dipandang sebelah mata.

Namun jika terus diistiqomahkan bukan tidak mungkin nantinya menjadi ladang pengahsilan baru dari dan untuk masyarakat Desa Karangrena.

Adapaun berbagai sampah limbah rumah tangga yang ditampung oleh Bank Sampah Sahabat Hijau yakni pecahan beling, plasitik, atum dan lain sebagainya termasuk minyak jelantah yang seringkali oleh ibu-ibu di desa hanya dibuang begitu saja.

Bukankah jika itu dikumpulkan dan ditabung di Bank Sampah sahabat Hijau sedikit-sedikit bisa menjadi rupiah? Untuk itu ayo nabung di bank sampah Sahabat Hijau, galakan dan bangun budaya baru dari sampah untuk menjadi nilai rupiah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun