Dengan semakin naiknya pembahasan isu kudeta yang dilayangkan demokrat pasca disampaiakn oleh AHY, Senin (1/2), dimana pihak yang dituding adalah moeldoko dan beberapa mantan kader demokrat.
Tentu sebagai pihak yang diperbincangkan, pembelaan-pembelaan argument yang disampaikan oleh Moeldoko sangatlah wajar terkait tudingan dirinya, yang mendalangi isu kudeta demokrat.
Untuk itu Moeldoko menghimbau para pihak agar tak melempar fitnah kepada dirinya dengan menuding hendak mengambil alih kekuasaan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhyono (AHY).
Seperti diketahui Kepala Staf Kepresidenan itu "Moeldoko", secara tegas membantah tuduhan akan mengkudeta AHY di pucuk pimpinan demokrat.
"Saya ingatkan hati-hati, jangan fitnah orang," kata Moeldoko dalam jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Rabu (3/2).
Selain itu, Moeldoko mengatakan tuduhan melakukan kudeta ini merupakan persepsi yang dikembangkan sejumlah pihak. Mantan Panglima TNI itu meminta agar tak memainkan isu kudeta untuk menarik simpati orang lain.
Maka dari itu dengan semakin santernya isu kudeta demokrat, dan Moledoko membantah itu, mungkinkah isu kudeta demokrat hanya untuk menarik simpati pihak-pihak tertentu?
Tentu inilah yang harus dibuktikan, mana pihak yang benar dan mana pihak yang hanya menukangi isu ini sebagai sarana untuk menarik simpati.
Seharusnya di belah dua pihak antara Moeldoko dan Demokrat memang tidak saling serang. Tidak lain supaya tidak ada kegaduhan dipublic mengenai isu tersebut, terkait simpang siur mana pihak yang benar dan salah.
Tetapi jika memang masalah ini benar, seharusnya secara politik diselsaikan duduk perkara isu kudeta tersebut. Sebab terlalu dini mengungkapkan ke public tanpa adanya bukti kongkrit dan hanya akan menjadi "gossip" yang tentu jika terus dibahas akan menimbulkan fitnah.
Maka dari itu dengan langkah AHY, dimana dirinya langsung mengungkapkan isu kudeta ini ke public, juga bersurat pada presiden jokowi, seolah-olah ada problem besar di demokrat, yang secara akal sehat sendiri itu adalah masalah internal.
Mungkinkah isu kudeta yang disimpulkan demokrat merupakan kegagalan kepemimpinan AHY itu sendiri, dimana dalam hal kepemimpinan belum matang dipartai demokrat?
Seperti diketahui, AHY menjadi ketua umum demokrat sendiri sangat singkat dari lompatan dirinya pensiun dini di militer "TNI" jabatan terkahir sebagai Mayor.
Banyak pihak menuding AHY belum cukup punya pengalaman politik dan diproyeksikannya AHY sebagai ketua umum demokrat seperti dipaksakan.
Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai dugaan upaya kudeta di tubuh Partai Demokrat mengindikasikan belum matangnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam memimpin dan mengelola partai.
Wasis mengatakan, AHY masih terbilang muda di dunia politik dan belum pernah memiliki jabatan publik sebelum akhirnya menjabat Ketua Umum Partai. Kurangnya pengalaman itu, menurut dia, berpengaruh terhadap kemampuan AHY mengelola konflik di internal partai.
"Kalau sudah memegang jabatan publik sudah cukup fleksibel dan lihai dalam mengelola konflik. Tahu cara lobinya seperti apa. Ini kan beliau istilahnya langsung masuk ke posisi tertinggi dan itu soft skill sebagai seorang pemimpin belum teruji," terang Wasisto dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (3/2).
Senda dengan itu, Direktur Eksekutif Political and Public Studies Jerry Massie menilai munculnya isu kudeta di internal partai berlambang mercy membuktikan kepemimpinan AHY relatif lemah dibandingkan ketua umum sebelumnya.
AHY, menurut Jerry, belum mampu merangkul dan menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh senior Demokrat yang merasa kecewa.
"Dia belum rangkul ini, ada kekecewaan dari elite Demokrat, atau senior lah. Kayak Marzuki Alie, Hadi Utomo, Anies Urbaningrum. Mereka ini kan orang-orang penting. Di Demokrat ini kan ada titisan-titisan mereka," ungkap Jerry diktutip CNN Indonesia Rabu (3/2).
Untuk itu dengan meruncingnya isu kudeta yang dilayangkan pada Moeldoko sendiri, mungkinkah isu kudeta demokrat hanya dagelan seperti apa yang diucapkan oleh Moeldoko?
Seperti disebutkan Moeldoko tidak hanya dirinya yang ditembak dengan isu kudeta demokrat itu. Untuk itu dirinya meminta, Â jangan lagi nembak kanan kiri, Pak Polhukam, Pak Yasonna, NasDem ditembak, apa urusannya. Ketawa semua itu, tapi juga marah, ujarnya moeldoko dalam konfersi pres di kediamannya.
Maka dari itu Moeldoko menyebut isu rencana kudeta terhadap kepemimpinan AHY di Demokrat merupakan sebuah dagelan. Pensiunan jenderal bintang empat itu juga meminta para pihak yang melempar tuduhan tak berdasar berhenti membuat candaan.
Moeldoko pun melemparkan sebuah argument bawasannya, Anggap dirinya punya pasukan bersenjata, emang dirinya bisa todong senjata? Datang DPC, DPD. Semua ada aturan AD/ART dalam sebuah parpol. Jangan lucu-lucuan gitu lah," kata Moeldoko.
Meskipun demikian, Moeldoko mengakui pertemuan dengan sejumlah kader Demokrat terjadi dalam beberapa kali kesempatan. Menurutnya, pertemuan tersebut berlangsung di rumahnya dan sebuah hotel.
Moeldoko menekankan bahwa dirinya hanya diajak bertemu dan datang dalam setiap pertemuan dengan sejumlah kadera Demokrat. Menurutnya, ia senantiasa mempersilakan orang yang ditemuinya tersebut untuk meluapkan emosi.
Dengan keterangan yang dilontarkan oleh Moeldoko sendiri, mungkinkah isu kudeta demokrat merupakan isu, dimana sebenarnya itu adalah konflik internal partai demokrat, yang tidak puas dengan kepemimpinan AHY di demokrat?
Saya juga tidak mau menuding sejauh itu, tetapi isu kudeta demokrat sendiri memang menarik dan menjadi perbincangan public, tetapi saya yakin siapa yang salah dan benar nanti seiring berjalannya waktu pasti akan ada titik temu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H