"Kutanya malam dapat kau lihatlah perbedaan, apa yang terungkapkan, tapi mengapa , kau tak berubah ada apa denganmu, owh-owh".
-Peterpan-
Itulah sepenggal lagu reff dari judul lagu "ada apa dengamu" dari  grup Band Peterpen, lagu yang membuat kegalauan saya waktu itu di masa sekolah dasar.
Sebab pada masa itu dengan boomingnya lagu ada apa dengamu, saya sedang galau-galaunya memandang cinta monyet dari anak sekolah dasar yang kadang menghantui perasaan saya.
Tetapi semua itu telah berlalu, saat ini saya sudah umur 28 tahun dan bukan saatnya lagi berbicara cinta monyet, melainkan cinta realitas yang dasarnya tidak semudah apa-apa yang dirasakan cinta monyet-monyetan itu.
Perempuan yang saya taksir sudah menikah saat masih sekolah dasar 4 tahun lalu dan saya masih begini-begini saja berjuang dengan menulis memperbaiki diri, sesekali menyambut pernikahan nanti kalau ada yang mau saya ajak nikah.
Maka dengan tulisan-tulisan saya saat ini, berkuatat lagi pada dunia politik yang saya ingin geluti, sesekali membuat analis terkait dengan isu-isu politik yang tentu hanya penulis recehan kelas anak desa.
Namun yang saya tidak habis pikir dengan kejadian yang viral dalam dunia politik kali ini yakni AHY atau Agus Harimukti Yudhoyono mengatakan kepemimpinannya di demokrat sedang dilanda isu kudeta, Â Ada Apa denganmu Demokrat dan AHY?
Tentu kabar isu akan dikudetanya kepemimpinan partai demokrat sendiri jelas menganggetkan public termasuk saya yang menyimak betul kondisi politik yang terjadi. Ada apa lagi politik dinegri ini yang secara terang-terangan menyebut kudeta-kudetaan?
Bukan apa, kabar kudeta itu langsung disampaiakan sendiri oleh ketua umum partai demokrat yakni Agus Harimukti Yudhoyon pada sebuah konferensi pers, yang digelar di Kantor DPP Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Senin (1/2) yang tentu membuat geger public.
Tetapi yang lebih membuat menarik sendiri adalah Moeldoko, Kepala staff kepresidenan pemerintah Jokowi, yang dituding menjadi dalang adanya isu kudeta ditubuh kepemimpinan partai demokrat.
Alasan Moeldoko sebagai dalang sendiri dipertegas oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Dimana dirinya menyatakan jika upaya pengambilalihan partainya oleh Moeldoko itu dilatari untuk kepentingan 2024.
Namun berbagai pertanyan saya, apakah mengambil alih kepemimpinan partai sendiri akan semudah mengambil kacang dari orang lain? Inilah yang terkadang membuat saya bertanya-tanya.
Untungnya dengan berbagai pertanyaan saya, Moeldoko membuka suara terkait dengan tudingan itu. Moeldoko sendiri menjelaskan, sebagai mantan Panglima TNI, ia kerap didatangi tamu, termasuk beberapa kader Partai Demokrat.
Untuk itu, apakah obrolan-obrolan kecil tentang partai demokrat sendiri dijadikan isu nasional oleh demokrat dan AHY, dimana untuk mengkudeta sendiri kepemimpinan partai tidaklah mudah dilakukan?
Dilain sisi Moeldoko sendiri juga mejelaskan para tamunya tersebut yang disinyalir kader partai demokrat menyampaikan kondisi internal partai demokrat.
Bukankah sesama actor-aktor politik wajar bila bercerita satu sama lian tentang politik? Moeldoko sendiri juga mengaku hanya mendengar cerita tersebut tanpa memberikan masukan maupun saran pada kader demokrat yang menjadi tamunya.
Menjadi pertanyaan, mungkinkah Partai Demokrat apa pada masa, dimana partainya berpotensi mengalami keretakan sehingga isu seperti kudeta kepemimpin partai, yang mungkin tidak akan terjadi itu ditampilkan ke public sebagai suatu isu?
Atuakah benar adanya partai demokrat diambang perpecahan? Sebab politikus senior Partai Demokrat HM Darmizal menyebut mantan Panglima TNI Moeldoko sosok yang baik untuk memimpin Partai Demokrat saat ini?
Dimana menurutnya, Moeldoko memiliki karakter yang cocok untuk menjadi pemimpin Demokrat karena terbuka bertemu dengan semua orang atau kelompok seperti apa yang diucap Darmizal dalam konferensi pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa (2/2)?
Dengan semakin terangnya isu kudeta Partai Demokrat ini, mungkinkah bukan Moeldoko yang mengkudeta, melainkan mantan kader dan kader aktif partai demokrat itu sendiri yang memberi sinyal untuk mereformasi partai demokrat?
Memang patut ditunggu keberlajutan fenomena politik ini yang mengejutkan, dimana tidak ada angina tidak ada hujan tiba-tiba AHY langsung terbuka pada public bawasannya kepemimpinan demokrat akan dikudeta langusung tembak diarahkan pada moledoko.
Maka saya pun ingin melajutkan bernyanyi lagu peterpan lagi, mempertanyakan sebenarnya apa yang terjadi pada AHY dan Partai Demokrat, Ada Apa Denganmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H