Saya kira mungkin benar adanya bawasannya politik adalah teka-teki dari yang berpolitik itu sendiri. Tidak dipungkiri politik merupakan strategi, bahkan lebih lanjut, politik adalah pertaruhan bagaimana caranya untuk menang dalam berpolitik.
Maka tidak dipungkiri bahwa desas-desus politik selalu ramai diperbincangkan oleh public. Mengapa ramai orang-orang membahas politik, tentu karena memang "politik" itu sesuatu yang sudah dimiliki oleh public.
"Bagaimanapun jalannya politik, public selalu mengamati bahkan yang lebih krusial dari itu adalah "politik" ditentukan keputusannya oleh public".
Sebab system demokrasi memungkinkan pemimpin dipilih langsung oleh rakyat. Maka dari itu ketika rakyat ingin memilih satu figure politik, saya kira politik tetap akan menginduk pada suara rakyat dalam penyelengaraannya.
Untuk itu menanggapi desas-desus Tri Rismaharini akan dijadikan cagub DKI 2022 pasca dirinya blusukan di Jakarta sebagai mentri social, memang tidak salah jika public mengamati demikian adanya.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie sendiri juga menilai mantan Wali Kota Surabaya itu tak sekadar bekerja sebagai Mensos.
Di balik itu semua "blusukan", Jerry melihat ada manuver politik yang dilakukan Ketua DPP PDIP tersebut menuju ajang pemilu berikutnya.
Menjadi pertanyaan bersama, mungkinkah Tri Rismaharini sendiri dalam menjadi mentri social juga membidik Cagub DKI Jakarta di pilgub 2022 sebagai strategi politik dirinya dimasa yang akan datang bersama PDIP?
Menanggapi itu, Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta sendiri membantah bahwa Menteri Sosial Tri Rismaharini bakal diproyeksikan maju dalam Pilgub DKI 2022.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Gembong Warsono menjelaskan Risma sejak awal ditugaskan untuk membenahi Kementerian Sosial. Oleh sebab itu, PDIP memastikan bahwa Risma akan fokus bekerja sebagai Mensos.
Selain itu Gembong mengatakan, partainya sudah mulai mempersiapkan sejumlah kader yang akan diusung pada Pilgub DKI 2022. Namun begitu, Gembong tidak menjelaskan secara rinci nama-nama tersebut.
Mungkinkah nama kader tersebut adalah Tri Rismaharini yang saat ini santer diisukan akan maju dalam pilbug DKI Jakarta 2022 melawan Anies Baswedan pasca dirinya Buluskan di Jakarta?
Menarik apa yang diucapkan oleh Gembong, dikutip CNN Indonesia.com (11/1) dirinya tidak berbicara tegas ketika kembali dikonfirmasi apakah salah satu kader yang disiapkan adalah Risma.
Ia hanya memastikan bahwa saat ini Risma akan fokus bekerja sebagai Mensos. Selain itu Gembong sendiri juga mengatakan bawasannya Risma ditugaskan oleh Presiden sebagai Menteri Sosial, pasti  Risma sendiri akan menyelesaikan tugas itu sampai dengan tuntas.
Untuk itu dengan kalkulasi politik yang menghangat, tidak hanya isu pilgub DKI Jakarta 2022 dan juga isu Pilpres 2024, akankah kader sepotensial Risma sendiri akan dipendam oleh PDIP sebatas Mensos?
Bukankah jika Risma sendiri menarik masyarakat DKI untuk maju pilgub DKI 2022, PDIP juga tentu tidak akan dapat menglekannya mengajukan Risma sebagai cagub DKI Jakarta 2022?
Maka dari itu menjawab pertanyaan, apakah Risma sendiri akan sampai tuntas dalam menjabat mentri social masih ambiugu. Sebab peta politik dan strategi politik dapat saja merubah jabatan apa yang sedang diemban oleh setiap politikus tidak terkecuali Risma yang saat ini sebagai mensos.
Terikatnya Tri Rismaharini sebagai kader dari PDIP, dimana dirinya menjadi mensos sendiri adalah restu dari ketua umum PDIP yakni Megawati Soekarno Putri sendiri patut menjadi catatan untuk langkah politik Risma selanjutanya.
Jika memang nantinya keadaan politik memaksa PDIP mengajukan kadernya untuk pilgub DKI 2022 dan itu Risma, saya kira bukan hal yang mustahil untuk dilakukan oleh PDIP.
Sebab saya sendiri tidak melihat ada kader lain yang lebih potensial selain dari Tri Rismaharini yang bertarung di pilgub DKI Jakarta 2022 nanti jika harus melawan petahana yakni Anies Baswedan.
Tri Rismaharini yang juga mantan walikota Surabaya sendiri juga memiliki rekam jejak kepemimpinan yang bagus di kota Surabaya. Maka dari itu modal rekam jejak sebagai walikota akan cukup menguatkan figuritas Risma di DKI Jakarta nanti jika dirinya memang benar-benar ikut kontestasi pilkada Jakarta 2022.
Namun saya tidak mau menafsirkan sejauh itu bagiamana langkah Risma dan PDIP kedepan. Mungkin apa yang diucapkan oleh Gembong ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta ada benarnya, Risma akan sampai tuntas menjadi mesos.
Tetapi keputusan politik PDIP ada pada ketua umumnya yakni Megawati Soekarno Putri. Maka menarik bagi saya melihat bagaimana masa depan Tri Rismaharini sendiri akan dibawa kemana oleh PDIP, Pilpres 2024 atukah pilgub DKI 2022?
Kuncinya tetap ada pada Bu Mega, jadi akan sampai tuntaskah Tri Risma sebagai Mensos Bu Mega di periode kedua pemerintahan Jokowi? Itulah pertanyaan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H