Melihat bagiamana iklan sendiri dalam mempengaruhi masyarakat, itu adalah strategi marketing supaya suatu pesan dapat sampai pada khalayak luas.
Saya sendiri mengira, apapun jika tidak dilakukan oleh marketing atau upaya dari memasarkan sesuatu itu sendiri, apa yang akan dipasarkan itu sudah pasti akan macet bahkan bisa hancur porak-poranda.
Seperti tulisan yang juga pada akhirnya butuh dikenalkan agar pesan dari tulisan itu sampai pada pembaca. Dikenalkan pun harus dengan upaya marketing yang handal, supaya dibaca banyak orang.
Maka melihat langkah yang dilakukan oleh Sandiaga Uno memasang sebuah iklan bukan nyapres melainkan untuk memasarkan prodak-prodak local.
Saya berpendapat itu sebagai upaya marketing Sandi, agar publik tidak lupa dirinya adalah calon presiden di 2019.
"Sejatinya tidak hanya produk, sesuatu yang diharapkan dipilih oleh masyarakat pada dasarnya juga harus mampu menjual, apa lagi dunia politik demokrasi yang dipilih rakyat".
Saya kira suatu keharusan menciptakan kesadaran masyarakat akan sosok figure politikus untuk tetap dikenal bahkan dipilih.
Untuk itu dengan iklan bukan nyapres Sandi, dirinya melakukan hal yang kreatif menjaga citra menjadi politikus. Sebab iklan bukan nyapres Sandi, selain dirinya berkampanye menggunakan prodak local, juga ibarat berenang dua pulau terlalui untuk berpesan pada masyarakat, this is sandiaga Uno yang masih lekat dengan figuritas nyapres.
"Kreativitas sendiri tidak melampui batas-batas, Sandiaga Uno memang tokoh nyentrik dan cerdas, itu harus diakui pada akhirnya dengan polah kreatifnya".
Mungkin itu salah satu alasan mengapa Sandiagan Uno sendiri dipilih menjadi mentri pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun masyarakat butuh bukti program yang nyata dari Sandi sebagai mentri Jokowi, sebab banyak pihak menilai naiknya Sandi sebagai mentri karena jatah dari partainya Gerindra yang bermanufer menjadi pendukung jokowi pasca pilpres 2019 lalu.
Dengan wajah Sandiaga Salahuddin Uno, yang kini menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) dipampang menjadi iklan itu sendiri memasarkan produk lokal, telah menjadi teman sehari-hari para pedagang kaki lima serta para pengguna transportasi yang terjebak lampu merah di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.