Mungkin jika di Indonesia, siapa yang tidak kenal dengan ormas FPI atau front Pembela Islam, saya kira hampir mayoritas masyarakat Indonesia sudah mengetahuinya.
Tidak lebih dikenalnya FPI, adalah tentang sisi kontroversialnya yang sering melakukan gerakan-gerakan demonstrasi turun ke jalan semenjak berdirinya.
Terbaru gerakan demonstrasi yang dilakukan oleh FPI diberi nama Aksi 1812, dimana menuntut dibebaskannya Rizieq Shihab, imam besar FPI yang saat ini sedang ditahan di polda metro jaya.
Alasan dari penahanan Rizieq Shihab sendiri yakni karena dugaan pelanggaran protokol kesehatan, membuat acara mulid nabi muhhamd di Petamburan, Jakarta markas FPI dan kediaman Rizieq Shihab yang mengelar hajatan beberapa waktu lalu.
Namun sebelum Rizieq Shihab ditetapakan sebagai tersangka pelanggran protocol kesehatan dan saat ini Rizieq Shihab masih ditahan untuk keperluan penyidikan di polda metro jaya, dimana Rizieq Shihab menyerahkan diri Sabtu (12/12/2020) lalu.
Drama-drama pemrosesan hukum Rizieq Shihab memang menyisakan banyak peristiwa dari pemangkiran panggilan dua kali Rizieq Shihab oleh kepolisian, hingga aparat kepolisian yang dihalang-halangi oleh FPI terkait dengan upaya hukum yang akan dilakukan pada Rizieq Shihab.
Puncaknya antara kepolisian dan FPI bentrok di Tol Cikampek 7 Desember 2020 lalu, yang menewaskan enam orang anggota FPI. Pasca kejadian tersebut pada akhirnya Rizieq Shihab menyerahkan diri ke polda metro jaya, disusul polisi juga mengeluarkan ultimatum akan ditangkap Rizieq Shihab secara paksa.
Maka dengan tewasnya anggota FPI sebanyak enam orang tersebut atas bentrok dengan anggota kepolisian. Â Disebut oleh Munarman Sekertaris Umum FPI Â sebagai exstajudical killing, yang artinya pembunuhan oleh aparat di luar proses hukum.
Untuk itu buntut dari kejadian tersebut seperti diberitakan FPI sendiri mengaku didatangi kedubes Jerman untuk Indonesia menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya anggota FPI pengawal Rizieq Shihab.
Seperti dikutip detik.com , dijelaskan oleh Munawarman pihak staff kedutaan besar Jerman untuk Indonesia berkunjung ke sekertariat DPP FPI pada hari Kamis (17/12) siang hari.
Mungkinkah benar kedubes Jerman mendatangi markas FPI menyampikan bela sungkawa? Kementrian luar negri sendiri melalui juru bicaranya Teunku Faizasyah masih menunggu penjelasan secara kongkrit terkait kalim FPI pada hari Minggu (20/12).
Menurut munarman, datangnya pihak Jerman ditengah kasus tewasnya enam anggota FPI bakal menjadi tonggak perhatian global atas kasus tersebut.
Dengan didatangi kedubes Jerman, apakah FPI memang sudah menjadi ormas lokal yang go internasional, dimana atas kasus-kasusnya tersebut yang juga mengundang banyak perhatian Negara lain seperti Jerman?
Seperti diketahui, FPI sendiri dalam gerakannya juga sangat menaruh perhatian pada isu-isu Internasional khusunya pada dunia islam.
Maka pada saat kartun nabi Muhammad yang beberapa waktu lalu mencuat dan menjadi pertentangan public di dunia islam.
FPI juga ikut dalam memprotes prancis dan pembelaan Emmanuel marcon selaku presiden prancis pada hak kebebasan berkespresi Negara prancis dalam membuat kartun nabi Muhhamad tersebut.
Oleh sebab itu bila benar kasus tewasnya anggota FPI tersebut mendapat perhatian dari kedubes Jerman untuk Indonesia. Tidak salah jika FPI sendiri sudah go internasional yang artinya ormas tersebut sudah dikenal Negara-negara dunia tidak hanya di indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H