Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Trump Lebih Bermartabat Dibanding Prabowo?

9 November 2020   08:35 Diperbarui: 9 November 2020   08:45 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saya berpendapat kekalahan Donald Trump yang paling berpengaruh disebabkan oleh berbagai kebijakan kontroversial yang dilakukan Donald Trump.

Kebijakan itu yakni pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel, bangun tembok di Meksiko, mencekal tujuh Negara yakni Irak, Suriah, Iran, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman, perang dagang dengan China dan larang prodak Huawai di China, yang membuat dirinya tidak populer  dimata dunia dan warga Amerika Serikat progresif.

Tidak hanya itu Obama mantan presiden Amerika Serikat periode sebelum Donald Trump, juga tidak habis kritik untuk Donald Trump, dimana Trump menurut Obama tidak becus dalam mengemban tugas sebagai Presiden Amerika Serikat. Saya kira juga membuat tidak populernya Donal Trump untuk dipilih kembali oleh rakyat Amerika Serikat  .

Tetapi bagaimapuan kekalahan Donald Trump walau disatu sisi ia sangat dicintai pendukungnya, disisi lain masyrakat Amerika Serikat banyak yang lebih mendukung Joe Biden.

"Hidup memang seperti roda, ada kalanya bisa jadi presiden, rakyat jelata, atau seperti petualang yang melancong kesana sini menenangkan hidup".

Tetapi sikap Donal Trump yang lebih lembut dalam menggiring pendukungnnya untuk menentang kenyataan kekalahannya. Membuat Donald Trump sendiri menurut saya lebih bermartabat dari Prabowo dan kubunya saat pilpres Indonesia tahun 2014 dan 2019.

Dimana saling klaim kemenanngan, bahkan hitung cepat sendiri hasilkan dua versi, media terbelah, dan berbagai kontroversi lain intinya klaim kemenanngan disitulah politik Indonesia seperti jauh dari martabat menerima kekalahan.

Kubu Donal Trump yakni Ibu negara Amerika Serikat sekaligus istri Donald Trump, Melania, dan menantu Jared Kushner juga menyarankan agar Trump menerima kekalahan dalam Pilpres AS 2020. Melania dan Kushner dikabarkan mendesak agar Trump dan sekutunya yang masih menyangkal agar menerima kemenangan Joe Biden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun