Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik, Kritik Stephen Hawking, Filsafat, dan Tuhan bagi Kecerdasan BJ Habibie

30 Oktober 2020   06:22 Diperbarui: 30 Oktober 2020   07:39 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompas.com

Kecerdasan adalah dalih bagimana seorang manusia mempertanyakan sesuatu. Sebab kecerdasan sendiri terkesan bawasanya semua pengetahaun sebenarnya hanyalah ruang kosong yang tidak disadari dan akan lenyap.

Diatas orang cerdas masih ada kecerdasan yang lebih tinggi. Maka dari itu seberapa pun kecerdasan itu dapat ditempuh.

Ada sesuatu yang tidak dapat dilampaui oleh manusia yakni adanya kekuatan yang lebih tinggi dari pada hanya kecerdasan satu manusia tersebut.

Memang dalam setiap tradisi berpikir yang dimulai dari awal 200 ribu tahun yang lalu. Umat manusia dan aktivitas berpikirnya adalah cikal dari bakalnya dapat membangun sebuah peradaban yang dipertanyakan oleh dirinya sendiri.

"Dan aktivitas itu, "berpikir" adalah tonggak menciptakan sebauah kemajuan jaman yang sampai saat ini yang akan terus berkembang".

Tidak lain perkembangan itu adalah bagaimana arah berpikir manusia, dimana semakin ia dapat berpikir, semakin akan adanya potensi gaya hidup baru dari motif berpikirnya tersebut.

Untuk itu semua profesi apapun yang ada, tanpa ada suatu aktivitasnya sembari berpikir. Tidak mungkin akan ada inovasi, kreasi, bahkan lebih dari itu yakni lompatan pada keadaan mengubah sisi hidup dari pikirannya sendiri bagi umat manusia.

Maka dari itu, tentu sebagai tokoh yang dikenal jenius di Indonesia, BJ. Habibi tidak diragukan lagi berbagi karya-karya yang telah ia buat untuk kemajuan peradaban bangsa maupun dunia.

Serta dari pada itu, aktivitas berpikirnya sendiri membuat suatu trobosan baru manusia Indonesia yang diperhitungkan dikancah dunia melalui teknologi.

Dimana BJ. Habibi sukses pada masanya yakni menyumbang pemikirannya pada dunia kedirgantraan Indonesia dan dunia.

Maka dengan prestasinya itu, yang diperhitungkan dunia sampai ia menetap di Jerman mengembangkan pikiran di bidangnya yakni pada pembuatan pesawat terbang.

Pada akhirnya membawa BJ. Habibi turut berpolitik dan mengembangan dunia kedirgantaraan Indonesia saat itu menjadi wakil presiden di rezim Soeharto.

Tetapi dalam pertaruhan politiknya, yang sampai pada masa krisis ekonomi 1998 mengakibatkan gelombang protes di Indonesia dan membuahkan reformasi membentuk Indonesia demokrasi.

Tidak hanya itu  BJ. Habibi juga dihadapkan pada masalah pelik provinsi Timor Timur yang ingin merdeka dari Indonesia.

Maka menyusul berbagai kasus oprasi militer saat itu melawan pejuang kemerdekaan Timor Timur yang saat ini berganti nama menjadi Timor Leste menjadi konflik yang tidak berkesudahan.

Pasca presiden Soeharto mundur dari jabatannya, BJ. Habibi naik sebagai presiden, menghadapi inflasi tinggi, suku bunga tinggi, dan PHK terjadi dimana-mana.

Untuk itu dirinya mengubur mimpi mewujudkan kedirgantaraan Indonesia yang maju dengan produksi pesawat terbang sendiri  yang sudah menjadi cita-citanya dilimpahkan untuk memperbaikai ekonomi pasca krisis 1998.

BJ. Habibi juga melepas dan mempersilahkan Timor Timur merdeka dari Indonesia disebabkan oleh sisi historis Timor timur serta mengakhiri tumpahnya darah diakibatkan oleh peperangan yang terus berlangsung tentara Indonesia dengan pejuang kemerdekaan Timor Timur. 

Bukan berlatar belakang sebagai politikus, melainkan adalah intelektual yang mengutamakan pertimbangan rasional dalam berkeputusan. BJ. Habibi telah menciptakan suatu kesadaran baru dalam berpikir sebagai sebuah narasi kepemimpinan yang penting bagi indonesia.

Rocky Gerung seorang akademisi yang bersingungan langsung dengan filsafat kepemimpinan sendiri sebagai tradisi berpikir mengungkapkan bahwa;

"Kepemimpinan harus kembali pada kemampuan dari kecerdasan berpikir seorang pemimpin, dimana keontetikan pemimpin sendiri diperlukan supaya dikenang sebagai sebuah trobosan dalam berpikir membuat suatu kebijakan".

Untuk itu bagi masyarakat Indonesia, BJ. Habibi dicap sebagai negarawan yang dimana sisi intelektualitasnya sebagai pemimpin Negara disebut otentik.

Pasca Presiden Soeharto tumbang dan dirinya naik sebagai presiden indonesia dengan kebijakan yang telah BJ Habibi buat. Dimana kebijakan itu adalah buah dari rasionlitasnya dalam berpikir, sebab BJ. Habibi memimpin tanpa kepentingan politik apapun melainkan hanya bagaimana nasib rakyat Indonesia.

Sebagai tokoh nasional dan dunia, tentu BJ. Habibi sangat peka terhadap isu-isu internasional. Berangkat dari isu-isu humanisme tersebut, ia juga berpendapat mengenai pendangnnya yang tidak lain adalah tatar pengetahuan untuk umat manusia khusunya masyarakat Indonesia dalam memaknai sebuah kecerdasan.

Dalam acara Public Adress BJ. Habibi menjawab pernyataan Stephen Hawking  ahli fisika pada 2015 lalu. BJ. Habibi memang tidak setuju dengan kosep Tuhan yang Stephen Hawking kemukakan. Berkaca dengan pendapat Stephen Hawking, bawasannya dia dapat menjawab semua masalah fisika dan tidak ada tempat lagi bagi Tuhan.

Tidak hanya itu BJ. Habibi juga mengkritisi tentang matinya filsafat yang diucapkan oleh Stephen Hawking. Sebab sejak manusia berpikir dan mempertanyakan sesuatu, sebenarnya manusia sedang berfilsafat. Maka dari itu fisika yang menjadi bidang Stephen Hawking juga lahir dari filsafat sebagai dasar dari ilmu pengetahuan menurut BJ Habibi.

Dan tentang Tuhan sendiri menurut BJ. Habibi, ia tidak tahu. BJ. Habibi saat menanggapi tentang Tuhan, ia merasa ada kekuatan yang lebih tinggi dari pada pengetahuan manusia atau kecerdasan manusia dan segala sesuatu yang ada di alam semsesta ini ada kekuatan yang lebih tinggi.

Tetapi BJ. Habibi juga tidak mau sebut kekuatan tinggi itu siapa, dia tidak tahu dan tidak mau sebut. Sebagai manusia BJ. Habibi sendiri hanya melangakh menuju kekuatan yang lebih tinggi dari alam semesta, yang ia sendiri percaya.

Dengan sisi humanisme BJ. Habibi, dimana berpolitik mengutamakan rakyat. Mungkin bagi kecerdasan yang penting adalah mampu menjadikan manusia prioritas utama untuk kehidupan lebih baik.

Kritiknya pada Stephen Hawking juga merupakan ungkapan bawasannya seberapapun kecerdasan itu dimiliki oleh manusia tidak boleh arogan. Sebab tetap ada sesuatu yang melebihi dari kecerdasan itu. Untuk itu BJ. Habibi menganggap bahwa yang melebihi itu adalah hal yang transenden atau yang melampaui diri manusia karena dari yang tinggi ada yang lebih tinggi lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun