Bukankah dengan media sosial milenial dapat membuat suatu gerakan baru, dimana dengan hastag saja dan tanding di media sosial dapat menggoyahkan penguasa?
Omibus law hanyalah sedikit contoh bahwa gerakan yang saat ini berdemostrasi juga ada peran media social disana. Mungkinkah Megawati tidak sadar bahwa bisa saja ketika milenial bergerak di dunia maya?
Tidak saja penguasa tetapi Megawati juga dapat ditenggelamkan melalui hashtag untuk trending di media social, yang nantinya dapat berpengaruh pada citra Megawati itu sendiri?
Seperti saat itu Partai Gerindra yang ditengelamkan karena omongan Arief Poyuono tentang kebangkitan PKI membuat Gerindra klimpungan. Atau hastag mosi tidak percaya yang menurunkan nilai kepercayaan masyarakat pada pemerintah Jokowi saat ini.
Mungkinkah dengan Megawati menyindir milenial dirinya juga ingin ditenggelamkan dimedai social, yang bisa saja berimbas pada citranya sendiri?
Saya kira kurang bijak jika milenial dianggap tidak ada sumbanginya pada bangsa dan Negara. Karena saat ini poros kehidupan sendiri ada pada kendali milenial, yang dapat menentukan masa depan kehidupan baik bangsa dan negara. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H