Dalam demo omnibus law UU Cipta kerja banyak spekulasi yang bermunculan tentang turutnya lawan politik pemerintah Jokowi menjadi penyokong utama demo atau sponsor demonstrasi UU Cipta Kerja.
Oleh karena itu panasnya dunia politik juga memunculkan berbagai dugaan politik, dimana demostrasi UU Cipta Kerja untuk kepentingan citra lawan politik pemerintah Jokowi.
Partai Demokrat yang memang menolak omnibus law UU Cipta Kerja dan walk out dari parlemen saat omnibus law UU Cipta Kerja disahkan.
Banyak pihak menuding sebagai pencitraan belaka dan mempertanyakan mengapa Partai Demokrat walkout, tidak dibela habis tolak omnibus law UU Cipta Kerja di parlemen apapun nanti hasilnya yang terpenting sudah bersuara.
Untuk itu banyak pihak juga mengatakan bahwa AHY dan SBY disinyalir sebagai sponsor utama dari demonstrasi tersebut.
Tidak lain adalah untuk kepentingan politik Partai Demokrat dan AHY yang jika ada kesempatan juga akan nyapres di pilpres 2024 memanfaatkan momen omnibus law UU Cipta Kerja sebagai pencitraan politik.
Di sisi lain FPI yang terkenal dengan gerakan masanya sendiri terkait dengan masalah omnibus law UU Cipta Kerja bahkan memberikan pernyataan yang sensasional, dimana ada hasrat ingin merevolusi selamatkan Indonesia pasca omnibus law UU Cipta kerja.
FPI menyebut Habib Rizieq Shihab akan pimpin Revolusi selamatkan Indonesia pasca dikabarkan Rizieq Shihab sudah diperbolehkan pulang ke Indonesia, setelah melalui proses pencekalan oleh otoritas pemerintah Arab Saudi.
Kabar kepulangan Riziq diumumkan lewat rilis yang dikeluarkan dewan pimpinan pusat DPP FPI per hari Selasa (13/10) dan dibenarkan pengacara Rizieq Shihab, Sugito Atmo Pawiro.
Maka dari itu banyak yang saat ini menjadi lawan politik pemerintahan Jokowi, ikut dalam demonstrasi membela buruh dalam omnibus law UU Cipta Kerja tersebut.
Apakah benar demikian mereka adalah sponsor dari demonstrasi omnibus law UU Cipta Kerja? Bahkan semua lawan politik pemerintah Jokowi kini juga kerap dituding mensponsori demonstrasi omnibus law UU Cipta Kerja?