Sebagai veteran politik tentu Amien Rais paham betul seperti apa arah ideologi politik yang digandrungi oleh masyarakat saat ini.
Seperti yang kita tahu baru-baru ini pada tanggal (01/10) Amien Rais telah mengumumkan Partai Ummat sebagai partai barunya, sekaligus partai kedua yang didirikan setelah PAN.
Amien Rais saat berwacana membuat partai baru, memang dipandang pesimis akan terwujudnya partai baru tersebut dari orang-orang yang ada di PAN, termasuk anak Amien Rais Mumtaz Rais, yang sumir memandang partai baru ayahnya sendiri.
Namun partai ummat yang sudah dideklarasikan dan di umumkan oleh Amien Rais langsung melalui akun youtubenya: Amien Rais Official, mampukan ketokohan Amien Rais membawa kejayaan Partai Ummat?
Seperti yang kita tahu sepak terjang Amien Rais sendiri dalam politik, bukanlah hitungan satu dua tahun melaikan puluhan tahun yang juga ikut dalam reformasi indonesia tahun 1998 menjatuhkan rezim Soeharto.
Bukankah dengan lamanya Amien Rais terlibat dalam percaturan politik indonesia, dimana Amien Rais sudah dikenal sebagai tokoh kaliber politik tentu sudah memiliki simpatisan dalam politknya. Mungkinkah jalan membesarkan partai Ummat akan mulus dilakukan Amien Rais?
Simpatisan Partai Ummat
Seperti nama Partai Ummat sendiri yang saya kira sebagai partai yang religius, tentu terkesan bahwa Partai Ummat secara definitive adalah partai islam.
Mungkinkah harapan Amien Rais partai ummat adalah partai islam? Ataukah partai yang akan menyasar segmentasi umat islam?
Kini pengaruh islam sendiri di dalam kehidupan masyarakat indonesia pasca reformasi memang begitu kuat.
Apakah ini alasan Amien Rais mengubah halauan membuat partai yang secara ideology berbeda dengan partinya terdahulu PAN, dimana PAN sendiri berideologi Nasioanlis-Religius?
Seperti yang diketahui bahwa visi-misi Partai Ummat dikatakan oleh Amien Rais memiliki dua gerak kerja mendasar sebagai sebuah partai yakni;
"Pertama, melakukan al amru bil ma'ruf dan an-nahyu 'anil munkar, yakni memerintahkan tegaknya kebajikan dan memberantas keburukan. Kedua, menjalankan al amru bil 'adli dan an-nahyu 'anidzulmi, yakni menegakkan keadilan dan memberantas kezaliman.
Dengan penamaan Partai Ummat sendiri jelas amien rais menyasar simpatisan dari kalangan umat islam. Memang dulu saat berwacana ada beberapa nama yang diusulkan Amien Rais saat akan membuat partai baru seperti yang paling kuat saat itu adalah PAN Reformasi. Â
Nama PAN reformasi sendiri diambil dari PAN, dimana Amien Rais adalah tokoh pendiri PAN. Â Partai ummat sendiri selain Amien Rais juga didirikan tokoh-tokoh sempalan PAN yang disebut sebagai loyalis Amien Rais.
Kebanyakan dari mereka adalah tokoh PAN yang tidak puas dengan Kongres V PAN yang digelar di Kendari, Sultra, Februari 2020, dimana Zulkifli Hasan yang tak didukung Amien Rais terpilih kembali menjadi Ketua Umum PAN.
Mungkinkah tidak maunya Amien Rais menamakan partai barunya dengan embel-embel PAN karena kurang menyasar segmatasi pemilih dikalangan umat islam? Ataukah Amien Rais ingin lepas dari bayang-bayang PAN partai yang di dirikannya dulu?
Terbatasnya segmen pemilih Partai islam
Memang tidak salah jika Amien Rais dalam membuat Partai Ummat tersebut berasaskan islam. Tetapi islam di Indonesia yang dicirikan sebagai partai kanan sama halnya partai kiri kurang popular dikalangan masyarakat indonesia.
Kendati Indonesia didominasi masyarakat Islam, basis pemilih di Indonesia umumnya menganut spektrum politik tengah (nasionalis-religius).
Jumlah itu lebih besar dibanding yang menjurus ke salah satu sudut spektrum politik seperti kiri (sosialis-komunis) dan kanan (agamis, liberal, dan konservatif).
Di satu sisi dengan banyaknya partai islam kini yang semakian segmentatif, saya melihat ada kesulitan partai islam dalam menyasar segmentasi simpatisan diluar umat islam yang tercorak melalui oraganisasi islam.
Seperti halnya NU dan PKB atau NU dan PPP dimana satu organisasi terbagi menjadi dua kekuatan partai politik.
Tentu yang mungkin akan dihadapi Partai Ummat untuk mendapatkan ceruk suara pemilih. Tetap akan bertumpu pada tokoh sentralnya tersebut, dimana Amien Rais dan PAN yang menjadi basis kuat pemilihnya adalah warga organisasi islam Muhhamdiyah.
Mungkinkah cerita warga Muhamadiyah sama seperti warga NU yang dibagi menjadi kekuatan politik? Dimana PAN dan Partai Umat narasinya akan sama seperti PKB dan PPP?
PAN sendiri sebagai kekuatan politik selama mengikuti pemilu diawal kelahiranya tidak pernah masuk dalam posisi atas jumlah perolehan suara. Paling mentok di urutan lima perolehan suara nasional dalam pemilu.
Maka dari itu simpatisan Amien Rais, dimana Partai Ummat sendiri adalah pecahan dari PAN basis masa suaranya adalah warga Muhhamadiyah. Tidak mungkin walau Amien Rais adalah tokoh kaliber dan veteran politik  mampu membawa kejayaan partai Ummat.
Sebab PAN sendiri ketika segmentasi simpatisan pemilihnya solid seperti warga Muhhamadiyah juga tidak mampu mendongkrak PAN ke posisi atas pemilu.
Ditamabah kekuatan PAN digembosi oleh partai Ummat yang "pasti" simpatisanya adalah warga muhamadiyah. Bukankah nantinya kedua partai itu tidak akan ada pada masa kejayaan dimana satu suara untuk  PAN dulu juga tetap bertengger di urutan papan tengah pemilu nasional?
Saya berpendapat Partai Ummat walau pendirinya "Amien Rais" adalah tokoh politik yang sudah malang melintang di dunia politik  dengan simpatisan yang saya nilai sangat segmentatif dan bertumpu pada pecahan suara warga muhhamadiyah. Walau Amien Rais Jenius pun tidak dapat mungkin membawa Partai Ummat Jaya.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H