Seperti halnya NU dan PKB atau NU dan PPP dimana satu organisasi terbagi menjadi dua kekuatan partai politik.
Tentu yang mungkin akan dihadapi Partai Ummat untuk mendapatkan ceruk suara pemilih. Tetap akan bertumpu pada tokoh sentralnya tersebut, dimana Amien Rais dan PAN yang menjadi basis kuat pemilihnya adalah warga organisasi islam Muhhamdiyah.
Mungkinkah cerita warga Muhamadiyah sama seperti warga NU yang dibagi menjadi kekuatan politik? Dimana PAN dan Partai Umat narasinya akan sama seperti PKB dan PPP?
PAN sendiri sebagai kekuatan politik selama mengikuti pemilu diawal kelahiranya tidak pernah masuk dalam posisi atas jumlah perolehan suara. Paling mentok di urutan lima perolehan suara nasional dalam pemilu.
Maka dari itu simpatisan Amien Rais, dimana Partai Ummat sendiri adalah pecahan dari PAN basis masa suaranya adalah warga Muhhamadiyah. Tidak mungkin walau Amien Rais adalah tokoh kaliber dan veteran politik  mampu membawa kejayaan partai Ummat.
Sebab PAN sendiri ketika segmentasi simpatisan pemilihnya solid seperti warga Muhhamadiyah juga tidak mampu mendongkrak PAN ke posisi atas pemilu.
Ditamabah kekuatan PAN digembosi oleh partai Ummat yang "pasti" simpatisanya adalah warga muhamadiyah. Bukankah nantinya kedua partai itu tidak akan ada pada masa kejayaan dimana satu suara untuk  PAN dulu juga tetap bertengger di urutan papan tengah pemilu nasional?
Saya berpendapat Partai Ummat walau pendirinya "Amien Rais" adalah tokoh politik yang sudah malang melintang di dunia politik  dengan simpatisan yang saya nilai sangat segmentatif dan bertumpu pada pecahan suara warga muhhamadiyah. Walau Amien Rais Jenius pun tidak dapat mungkin membawa Partai Ummat Jaya.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H