Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Heran: Ada Saja yang Dukung Jokowi Tiga Periode

28 September 2020   20:02 Diperbarui: 29 September 2020   08:13 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: dokumen istimewa

Saya kira sangat layak kiprah politik mereka sebagai basis kekuatan pendukung politik di sertakan dalam setiap konten-konten Wikipedia. Sebagai perjalanan sejarah perpolitikan Indonesia pada era pilpres antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Namun yang disayangkan dalam demokrasi setelah dua periode sudah tidak dapat lagi mencalonkan diri kembali. Maka dari itu jokowi yang sudah tidak bisa mencalonkan lagi sebagai presiden setelah dirinya menjabat dua kali.

Berbeda dengan Prabowo yang dalam kontestasi politik pilpres tumbang melulu. Kampret masih ada kesempatan mendukung Prabowo di pilpres 2024 nanti.

Tetapi dengan Prabowo masuk dalam pemerintahan Jokowi, apakah Kampret sebagai pendukung setia Prabowo yang di khianati bergabung dengan Jokowi akan tetap setia mendukung Prabowo?

Saya kira tidak semudah itu menerima lagi. Karena secara langusung dan terang-terangan kampret sebutan pendukung Prabowo setelah tersakiti.

Maka pertanyaan saya, kemanakah Kampret yang sakit hati akan pergi? Memilih siapakah nanti di pilpres 2024 nanti jika sakit hatinya kepada Prabowo tidak terobati?

Menjadi pertanyaan kita bersama orang-orang yang secara politik liberal, tidak memihak siapa pun dan memilih karena pertimbangan rasionalitas. Memilih calon siapapun termasuk Prabowo dan Jokowi kemarin 2019 yang tidak sefanatik Cebong dan Kampret.

Karena pemilu bagi yang rasional tidak perlu gontok-gontokan siapa yang paling baik. Bukankah nasib diri kita sendiri yang menentukan untuk lebih baik? Perekara presidennya siapa, saya kira hidup kita ya apa yang bisa kita usahakan.

Memang stabilisasi politik tetap ada pengaruhnya bagi diri kita. Namun itu pengaruh social, tidak begitu signifikan terhadap pengaruh setiap pribadi.

Untuk itu jika kekuasaan politik memang tidak baik siapapun orangnya. Gelombong rakyat pasti berteriak meminta kekuasaan itu diganti  seperti presiden Soeharto saat itu. Rakyat meminta reformasi pada tahun 1998 dan memilih rezim yang demokratis.

Saya tidak bilang politik tidak berpengaruh terhadap diri kita, politik berpengaruh tetapi ada pada kehidupan social kita. Dimana kehidupan social itu kita tidak sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun