Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

G30S, Narasi Besar Politik Indonesia yang Terus Berulang

23 September 2020   08:50 Diperbarui: 23 September 2020   09:52 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal itu hanyalah dalih, sebenarnya apa yang mereka cari adalah kekuasaan dan kemewahan yang dapat mereka bayar dengan uang melalui monopoli sumber daya alam yang diperdagangkan ke eropa hasil bumi dari Indonesia.

"Kolonialisme adalah wujud pencarian keuntungan, tentu itu sudah pasti sama dengan dua ideologi besar dunia yakni komunis dan kapitalis yang merambah ke Negara-negara dunia".

Sedangkan di Indonesai isu G 30 S, dimana disana ada narasi besar penistaan politik, kehinaan politik, dan heroism politik. Dalam  semesta wacana Negara yang berpolitiknya tidak menggunakan logika seperti Indeonesia.

Disitulah praktik tragedy kemanusiaan dalam sejarah G 30 S akan di korek dan dalam mengorek luka tersebut. Pihak yang berslah dalam persepsi masyarakat yakni PKI akan terus disebut di bulan kejadian itu terjadi yaitu bulan September sebagai jualan politik.

Tentu sebagai sebuah isu sepanjang jalannya praktik proyek kekuasaan politik Negara Indonesia dalam politisasinya meraih simpati rakyat. Bukankah setiap tahun isu PKI selalu muncul bulan September adalah kenyataannya sebagai simpati citra politik politikus?

Dalam sejarah saya tidak mau membela siapapun. Tetapi kejengahan saya sendiri adalah ramainya istilah PKI setiap bulan September.

Apakah seharusnya saat kita sudah tidak mau jengah dengan isu ini, baiknya sepetember di nobatkan hari PKI saja supaya tidak gumunan termakan isu receh ini, yang setiap tahaun pasti dikorek dan terus dikorek lagi dalam semesta wacana politik di indonesia?

Supaya kita tidak termakan isu-isu provokasi yang dinarasikan para pemegang proyek-proyek kekuasaan dalam bernarasi untuk simpati politik rakyat? Rakyat bisa tenang menjalani kehidupannya, dimana hidup yang dibutuhkan adalah uang, bukan mengurusi sejarah yang hanya akan menimbulkan sebauah perpecahan suatu bangsa?

Maka sadarlah hari ini, isu PKI adalah isu kekuasaan yang ingin memperpanjang narasi kenistaan dan kepahlawanan menarik simpati politik rakyat sebagai bagian dari proyek politik mereka-mereka yang ingin berkuasa di Indonesia.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun