Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

G30S, Narasi Besar Politik Indonesia yang Terus Berulang

23 September 2020   08:50 Diperbarui: 23 September 2020   09:52 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukakah pada kenyataannya sejarah yang tidak selsai, semua hanya akan membelah masyarakat seperti kini stigma PKI yang terjadi setiap bulan September, sebagai legitimasi mendapat simpati rakyat dan melawan lawan politik dalam wacana dunia politik Indonesia?

Disatu sisi mengapa saya sepakat hapus sejarah karena politik saat ini sudah tidak membicarakan ideologi di Indonesia. Hanya berbicara kekuasaan dan bagaimana memperebutkan kekuasan tersebut dengan apapun sumber dayanya termasuk membelah masyarakat.

Jadi saya berpikir untuk apa pelajaran sejarah jika hanya untuk mensetigma orang lain dan hanya membuat runcing frontalisme masa lalu yang dibawa ke masa depan?

Partai politik sebagai proses dari kekuasaan yang panjang seharusnya memang selalu bicara ideologi, dimana disitu sejarah dibutuhkan untuk membaca arah politik kemana muara dari ide-ide mereka membangun masyarakat.

Bukankah kini membuat simpati masyarakat tidak perlu dengan menggunakan ide, hanya cukup pembagian uang yang rata dapat membuat rakyat sudah simpatik?

Oleh karena itu jalannya bagaimana membuat simpati rakyat dengan uang dalam berpolitik sudah dapat di corakan dari mana ideology itu berasal yakni kapitalisme yang mungkin dilakukan sebagai tawaran dagang kekuasaan politik .

Saya kira kita sudah final didalam berbicara ideology politik, bahwa kita adalah kapitalis yang butuh uang untuk apapun modal dari menjalani hidup.

Karena pada dasarnya hidup, semua butuh uang dan harus mencari uang sebagai apapun untuk bertahan hidup jika masih manusia, termasuk mencari proyek kekuasaan politik. Menjadi manusia, bukankah tetap yang mereka kejar adalah uang untuk akomodasi penghidupannya masing-masing?

Maka dari itu dalam menjalankan proyek kekuasaan sendiri. Rakyat akan selalu dilibatkan dalam kisah menarik simpati dan heroisme politik yang mensejarah, tetapi sudah tidak relevan dengan jaman hanya menjadi perpecahan karena ideologi sejarah tersebut.

Tidak salah jika kita memang jengah dengan sejarah heroisme, tetapi disisi lain mendegradasi kemanusiaan. Sebagai contoh kolonialisme Belanda yang disebut di Indonesia sebagai kejahatan besar kemanusiaan,.

Tetapi di Belanda, mereka menyebut bahwa praktik kolonialisme adalah kejayaan negara dan membantu bangsa-bangsa yang terbelakang dalam kehidupan politik, termasuk datangnya Belanda ke Indonesia saat itu sebagai tujuan luhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun