Selain menyelamatkan warga dari bencana banjir, pemerintah DKI juga harus menyelamatkan warga Jakarta dari penularan virus corona dengan membuat simulasi seminim mungkin tempat-tempat pengusian supaya tidak menjadi kluster baru virus corona di Jakarta.
Apa lagi di tempat pengungsian membuat daya tahan tubuh masyarakat lemah dan cenderung gampang terkena penyakit. Dikhawatirkan memudahkan tertularnya virus corona kepada warga masyarakat korban banjir yang ada dalam pengungsian.
Oleh sebab itu prioritas selamatkan nilai tugu peti mati corona karya Anis Baswedan harus di utamakan sebagai "symbol" bahaya kematian akibat virus corona yang harus tetap diwaspadai dikala banjir Jakarta menerjang nanti.
Tugu peti mati himbauan berbahayanya virus corona sebagai komitmen pemerintah Jakarta mengurangi wabah pandemi virus corona, semoga tidak hanyut dan di utamakan keselamatanya supaya tidak dilupakan ketika pemerintah DKI Jakarta dan Gubernur Anis Baswedan ketika nanti sibuk menangani banjir Jakarta.
Bukankah saat banjir menerjang sebagai bencana yang diselamatakan adalah faktor manusia? Sama seperti ancaman virus corona juga yang diselamatkan juga manusia, untuk itu DKI Jakarta melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Sekala Besar)?
Maka dari itu strategi mobilisasi warga masyarakat Jakarta di tengah banjir Jakarta harus ada langkah trobosan baru menyelamatkan warga dari virus corona dengan sejumlah protocol kesehatan ditengah bencana.
Saya sendiri berharap karya monumental tugu peti mati Anis Baswedan sebagai simbol seriusnya penanganan virus corona pada saat nanti banjir menerjang Jakarta. Tetap penanganan virus corona menjadi sekala prioritas disamping menyelamatkan warga dari bencana banjir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H