Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Luhut, Supermen, dan Carut Marut Mentri Jokowi

17 September 2020   15:48 Diperbarui: 17 September 2020   21:47 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: nusantaranews.co

Sebagai langkah Luhut, ada tiga strategi yang akan dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka penyebaran Corona. Pertama, operasi yustisi, peningkatan manajemen perawatan pasien Covid-19, dan penanganan spesifik klaster-klaster penularan di tiap provinsi.

Maka dari itu dengan timpang tindahnya tugas mentri Jokowi dalam menangani kerja mentri dan dianggap banyak pihak sering salah menempatkan tugas mentri, yang terkadang bukan di bidang masing-masing membuat kerja mentri sendiri carut marut.

Dilain pihak juga dinilai masyarakat tidak merubah apa-apa dengan gagasan mereka karena mentri tidak dapat mengimprovisasi tugas sebagai secara kreatif dan inovatif.

Ditambah sikap presiden dimana menteri hanyalah pembantu presiden yang hanya mengikuti visi presiden, bukankah system seperti itu mematikan kreativitas mentri dalam bekerja?

Carut marut mentri dan pemerintahan saat ini, poltik hanya nurut pada kekuasaan siapa-siapa yang lebih berkuasa dalam lingkaran pemerintahan. Seperti tidak memikirkan nasib rakyat untuk lebih baik, bukankah harus ada himbauan jika pemerintahan ketar-ketir dalam menangani corona?

Mengapa ditengan krisis kesehatan akibat corona ini mentri kesehatan harusnya tidak memperbolehkan konser kampanye digelar, tetapi tetap dapat di gelar alasan dari KPU pusat dan KPU daerah tetap menggelar kampanye pilkada dengan konser musik?

Mungkinkah kini pemerintah menghamba hanya pada kepentingan politik? Konser musik untuk politik yang memungkinkan krumunan juga tetap digelar padahal itu potensi nyata ancaman kluster virus corona? Entahlah, rakyat sudah cerdas, biarkan mereka menilai sendiri pemerintahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun