Pertempuran politik tidak lain adalah ketidak sepakatan ide. Sebab dari kata tidak sepakat itu disanalah ia akan mendapatkan simpati dari berbagai kalangan dalam mengutarakan argumennya.
Tetapi dengan kritik subsidi pulsa pemerintah melalui kemendikbud Nadim Markim, yang disampaikan oleh Fahri Hamzah untuk mengandalkan TV sebagai pembelajaran daring, mungkinkah segampang omongannya?
"Daripada sampean sibuk beli gadged atau pulsa, mendingan wajibkan semua TV untuk menyiarkan acara TV untuk menyiarkan acara pendidikan sampai 50%. Layar TV sudah ada dirumah penduduk tapi siarannya alamakkk! Ayolah cerdas dikit napa bikin kebijakan."
Begitulah kritik Fahri Hamzah kepada pemerintah khusunya kemedikbud Nadim Makarim yang sebelumnya berjanji memberikan kuota gratis kepada siswa, mahasiswa, guru hingga dosen. Rencananya bantuan kuota diberikan selama bulan September hingga agustus.
Pertanyaannya, apakah semudah itu mewajibkan televisi menayangkan 50% untuk pendidikan anak secara daring menurut Fahri Hamzah? Mungkikah jika dengan dengan tayangan TV tidak membutuhkan kuota juga? Dan yang paling esensial, apakah dengan belajar melalaui TV akan efektif untuk anak-anak kini? Yang sudah nyaman dirumah asyik bermain sedikit demi sedikit melupakan belajar?
Acara TV Tidak Ada InterkasiÂ
"Pendidikan adalah interkasi dimana ada umpan balik yang dilakukan. Maka dari itu jika memang kemendikbut mengandalkan televisi, saya kira tetap saja kurang efektif tanpa ada kuota internet".
Sebab televisi sendiri klasifikasi pada kelas secara "spesifik" tidaklah akan efektif pembagian waktunya mengingat kelas beragam dan banyak. Oleh karenanya nanti banyak sekali jam yang harus disediakan televisi. Begitupun dengan pelajaran yang mungkin berbeda-beda setaip anak dalam metode pembelajarnya.
Untuk itu saya lebih setuju subsidi pulsa mengingat jika di televisi ujungnya pun akan sama butuh-butuh kuota juga. Yang jika diberikan soal atau tugas oleh guru, pada akhirnya dikirim via WA atau lainnya melalui internet membutuhkan kuota.
Mungkinkah tanpa diberi tugas, para siswa sekolah tidak mbalelo dengan pelajarannya meski itu di televisi? Saya kira apapun jika dirumah, kegiatan belajar anak didik tetaplah tidak akan pernah efektif.
Sebab secara tradisi sendiri, yang mungkin tersimpan di alam bawah sadar anak-anak. Jika memang belajar dirumah, tidak di gedung sekolah. Banyak dari mereka anak-anak mempersepsikan "di rumah" tetap adalah hari libur.