Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dipastikan: Gagal Maning Jika Prabowo Nyapres 2024?

7 September 2020   07:39 Diperbarui: 7 September 2020   09:34 3636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: dakwatuna.com

Bukan hanya Prabowo Subianto berbicara secara pribadi, saya kira pendukung fanatik Prabowo pasti ingin menyuarakan Prabowo Subianto untuk kembali mencalonkan diri sebagai presiden 2024.

Kembalinya Prabowo menjadi ketua umum Partai Gerindra, saya kira juga menguatkan kembali narasi pencalonan dirinya di pilpres 2024 nanti.

Masih ada hasrat di diri Prabowo Subianto untuk mencalonkan diri kembali menjadi calon presiden itu bukan mitos sejak dirinya gagal di pilpres 2019.

Tentu apa yang mendasari bukan suatu mitos Prabowo berhasrat maju lagi di pilpres 2024. Karena faktor Partai Gerindra yang dibesutnya bermanufer dari lawan bergabung menjadi kawan menjalankan roda pemerintahan bersama Joko Widodo lawannya di capres 2019 lalu.

Sebagai partai politik yang rajin menyumbangkan capres mau pun cawapres yang kesemuanya sama Prabowo juga. Partai Gerindra memang besar karena Prabowo Subianto tidak dapat di tampik.

Disamping Prabowo merupakan tokoh utama dari Partai Gerindra tersebut. Secara nasional namanya juga sudah populer sebelumnya dimasa orde baru. Prabowo Subianto adalah salah satu perwira tinggi militer.

"Tidak dipungkiri pamor tinggi pasca tokoh partai mencalonkan Capres maupun Cawapres secara otomatis menaikan pamor partai memang benar adanya dan terbukti".

Mungkin itulah alasan Giring Ganesa Plt. Partai Solideritas indonesia (PSI) mencoba menaikan pamor dirinya maju sebagai Capres 2024. Selain dirinya naik pamor sebagai politikus, juga dengan PSI akan naik sebagai partai politik yang diperhitungkan powernya meski hanya omong semata.

Asal berani berpernyataan terbuka untuk nyapres 2024. Meskipun bagaimana nanti regulasi mendapat dukungan rakyat atau tidak. Langkah Giring Ganesha yang berani unjug dada ketika kontestasi politik masih jauh 2024 akan menjadi nilai citra yang efektif.

Bukti Giring dan PSI berhasil menyita perhatian publik adalah viralnya pencapresan Giring Ganesha di pilpres 2024 yang di deklarasikan tahun ini.

Meski jika dibandingkan Prabowo Subianto, Giring kenyataannya memang jauh bila dibandingkan kepopuleran Prabowo dalam kancah politik nasional baik di era orde baru maupun pasca reformasi.

Tetapi perbandingan sebuah kekuatan partai politik yang kecil dapat menjadi besar suatu saat nanti bukan tidak mungkin. Dalam hal ini perbandingan antara PSI dan Gerindra. Asalkan modal mampu dan kuat pasti partai akan membesar dengan sendirinya.

Partai Gerindra dan PSI mungkin berlatar belakang sama, mencuat dari bawah untuk merangkak ke atas. Mengandalkan figure yang efektif, bila Prabowo dari figure militer dan mantan keluarga cendana.

PSI dari tatar media dimana tokoh utama PSI adalah Grace Natali besar namanya sebagai tokoh media. Disokong Giring Ganesha juga dari musikus yang di belantara dunia musik sendiri mempuni dan menikmati puncak popularitas bersama grup Band Nidji sebagai vokalis.

Tetapi politik jika memang hanya popularitas yang diutamakan, ramai-ramai nanti orang-orang populer masuk politik. Namun sedikit banyaknya faktor popularitas juga berpengaruh terhadap dunia politik.

"Benar, kenyataannya memang tidak menjamin popularitas dipilih rakyat. Tidak sedikit juga karena polularitas banyak politikus kini duduk di Senayan karena faktor popularitas dikenal rakyat".

Namun kini yang mungkin benar-benar dapat berpengaruh dalam politik adalah bagaimana mobiliasi masa sendiri mampu menggiring pemilih. Selain faktor modal dalam mengumpulkan masa "pemilih", membuat populer dipertimbangkan dipilih juga harus mengeluarkan biaya.

Seperti pencapresan Giring 2024, dimana dirinya harus membuat baliho besar. Menyewa lahan tempat baliho tersebut. Jasa pasang baliho. Sudah pasti biaya yang dikeluarkan Giring tidaklah sedikit.

Ditambah Giring Ganesha memasang baliho tersebut bukan hanya ada di satu kota, melainkan di beberapa kota besar yang ada di Indonesia. Untuk itu menjadi poluler saja tidak gampang apa lagi dapat dipilih sebagai presiden Republik Indonesia.

Jadi wajar mengapa Prabowo sendiri yang secara mensejarah ikut dalam kontestasi pilpres dari masa-kemasa selalu tidak terpilih. Populer, ia jelas populer sebagai tokoh nasional. Modal ada karena dirinya adalah seorang pengusaha. Dukungan politik tidak kurang-kurang.

Pertanyaannya mengapa Prabowo tidak kunjung jadi presiden atau wakil presiden? Karena dibalik populer, modal banyak, juga faktor keberuntungan dipilih rakyat itu menjadi dasarnya.

Mungkin itulah sebab Prabowo gagal maning, gagal maning (gagal lagi) di pilpres 2009, 2014 dan 2019. Dugaan saya proyeksi gagal maning di 2024 juga pasti akan terjadi mengingat nasib berpengaruh sekali terhadap hidup manusia termasuk mereka yang akan mencalonkan diri sebagai capres maupun cawapres.

Kegagalan Prabowo tersebut menurut analisa saya logis. Karena memang berakar dari analisa saya sendiri. Faktor Prabowo berhasrat menjadi presiden 2024, tidak dipungkiri dengan masuknya Prabowo dalam pemerintahan jokowi sebagai Menhan atau mentri pertahanan.

Maka masuknya Prabowo ke jajaran mentri Jokowi tentu sebagai jalan mendongkrak citra polularitasnya tersebut sebagai alternatif capres 2024. Tetapi berasama pemerintahan Jokowi, Prabowo sudah bekerja akan berjalan satu tahun. Tetapi belum ada prestasi yang membanggakan dilakukan oleh Prabowo untuk rakyat Indonesia.

Baru Prabowo akan menggagas dan menjalankan program bela negara kepada mahasiswa bekerja sama dengan mentri pendidikan. Naasnya tertabrak corona yang akhirya program itu dipastikan tidak jalan tahun ini. Belum anggaran negara yang habis untuk subsidi masyarakat kemungkinan kecil program bela Negara dilanjutkan. Apa lagi dikalangan masyarakat sipil sendiri banyak pertentangan.

Disamping itu pula, faktor gagal Prabowo nyapres 2024 nanti karena sakit hati pendukungnya di pilpres 2019, dimana Prabowo menyebrang bergabung dengan Jokowi. Sehingga belum tentu jika nypres lagi, ia "Prabowo" akan dipilih penuh oleh mantan pendukungnya dulu.

Atau dengan Prabowo menjadi menhan Jokowi, apakah itu hanya sebagai jabatan menterengnya di dunia politik untuk kebanggan masa purna politik? Kenyataannya Prabowo naik lagi menjadi ketua umum Partai Gerindra.

Tetapi apapun maksud dan tujuan Prabowo dengan nasib yang tidak pernah beruntung. Gerakan-gerakan politiknya yang tidak konsisten meyakinkan pemilihnya hanya mengejar kepentingan pribadi dan partai. Maka dari itu Prabowo Subianto pasti akan gagal maning jika dirinya nyapres lagi di 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun