Kegagalan Prabowo tersebut menurut analisa saya logis. Karena memang berakar dari analisa saya sendiri. Faktor Prabowo berhasrat menjadi presiden 2024, tidak dipungkiri dengan masuknya Prabowo dalam pemerintahan jokowi sebagai Menhan atau mentri pertahanan.
Maka masuknya Prabowo ke jajaran mentri Jokowi tentu sebagai jalan mendongkrak citra polularitasnya tersebut sebagai alternatif capres 2024. Tetapi berasama pemerintahan Jokowi, Prabowo sudah bekerja akan berjalan satu tahun. Tetapi belum ada prestasi yang membanggakan dilakukan oleh Prabowo untuk rakyat Indonesia.
Baru Prabowo akan menggagas dan menjalankan program bela negara kepada mahasiswa bekerja sama dengan mentri pendidikan. Naasnya tertabrak corona yang akhirya program itu dipastikan tidak jalan tahun ini. Belum anggaran negara yang habis untuk subsidi masyarakat kemungkinan kecil program bela Negara dilanjutkan. Apa lagi dikalangan masyarakat sipil sendiri banyak pertentangan.
Disamping itu pula, faktor gagal Prabowo nyapres 2024 nanti karena sakit hati pendukungnya di pilpres 2019, dimana Prabowo menyebrang bergabung dengan Jokowi. Sehingga belum tentu jika nypres lagi, ia "Prabowo" akan dipilih penuh oleh mantan pendukungnya dulu.
Atau dengan Prabowo menjadi menhan Jokowi, apakah itu hanya sebagai jabatan menterengnya di dunia politik untuk kebanggan masa purna politik? Kenyataannya Prabowo naik lagi menjadi ketua umum Partai Gerindra.
Tetapi apapun maksud dan tujuan Prabowo dengan nasib yang tidak pernah beruntung. Gerakan-gerakan politiknya yang tidak konsisten meyakinkan pemilihnya hanya mengejar kepentingan pribadi dan partai. Maka dari itu Prabowo Subianto pasti akan gagal maning jika dirinya nyapres lagi di 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI