Tetapi bagaimana lagi seperti memancing, nyatanya harapan bahagia mencintai orang lain dengan kehendap reproduksi tidak memudarkan manusia-manusia waras untuk mencintai orang lain.
Ada saja upaya ketekunan-ketekunan dalam mencintai manusia lain menjadi pembanding dalam angan-angan mereka. Tidak saja hal yang lumrah terjadi dalam semesta wacana kehidupan ini yang ganjil.
Aku kira tidak ada satu katapun yang dapat membunuh rasa manusia selain kata: "aku telah muak pada hidup itu sendiri". Mengharap-harap sesuatu yang hanya akan menjadi kebodohan semata.
Jadi manusia jangan-janganlah banyak mensyaratkan. Pada nyatanya kau akan lusuh ditelan tanah-tanah datar yang dilubangi satu meter setengah itu.
Langkah hidup, nyatanya adalah selumbung kepalsuan rohani yang arogan, terkekang tiada bentuk tetapi selalu memilih. Realistis hanyalah ilusi bagi manusia yang tidak mau melangkahkan keputusannya. Itu tercermin dari kata-kata--- ketidakpastian yang mencengankan.
Tidak lain pantasnya memang dikutuk sebagai batu seperti malin kundang yang bengal itu terhadap ibunya. Terkadang apa yang dipikirkan memang tidak akan pernah selsai sebagai tidakan, itulah suatu kebebalan yang nyata dalam hidup manusia.
"Kenyataaanya: orang berani karena sudah tidak banyak pilihan. Orang takut sebaliknya: karena mereka punya banyak pilihan"
Untuk para manusia yang ingin terbunuh dalam setiap keinginan semua yang menyiksa dan hanya membuat penderitaan. Dengarkanlah minimal satu jengkal suara nurani yang tertinggal.
Bawasannya menjadi diri, ia pun bermasalah ketika ia tidak berusaha mendamikan dirinya sendiri setiap malam-malam menjelang tidurnya. Demikian para-para manusia yang ingin terbunuh tetapi tidak bunuh diri---damailah dengan kebebalanmu.