Tetapi dian yang tidak mau uterus-terusan menjadi omongan tetangga meminta pak luruh jujur dengan semuanya bawasanya ia menjalin hubungan dengan dian termasuk jujur pada anaknya fikri.
Romatisisme cinta dian dan pak lurah juga mengambarkan pria mapan penting untuk akomodasi hidup wanita saat ini yang mengutamakan mode walapun prianya sendiri sudah tua. Disamping sisi material yang mapan dari pak lurah dan mengakomodasi gaya hidup dian.
Film ini secara alamiah juga menceritakan wanita dalam memilih lelaki mengapa ia suka dengan om-om, dalam cerita ini dian memilih pak lurah. Tentu karena dian yang sedari kecil ditinggal mati oleh ayahnya, untuk itu ia merindukan sosok ayah pada akhirnya mau menjalin cinta dengan pak lurah.
Tentu film tilik ini kaya dengan analisis --analias social yang mutakhir, dimana setiap perannya tidak dapat dipermasalahkan karena semua mengandung paradoks realita sosial.
Dilema kekuasaan pak lurah yang dekat wanita muda, tukang gossip bu tejo yang tidak sepenuhnya selalu salah, serta dian yang mungkin tidak melulu dalam setiap hubungan percintaan mengutamakan harta.
Bisa juga karena kerinduan "dian" pada sosok ayah sehingga didalam hubungan gelap dengan pak lurah, ia  mau berhubungan cinta dengan pak lurah disamping kemapanan ekonomi pak lurah.
Cerita yang bagus dari film "tilik" maju terus film-film pendek Indonesia! Â Â Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H