Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tilik: Film Desa Berkualitas Dunia Narasi Superioritas Emak-emak

22 Agustus 2020   13:11 Diperbarui: 23 Agustus 2020   10:25 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap bapak-bapak melihat wanita cantik naluri keleakiannnya memang tidak dapat berbohong seperti jika memilih dian sebagai bu lurah nantinya mengantikan bu lurah yang sudah sakit-sakitan. Karena kecantikannya pasti dipilih oleh bapak-bapak membuat emak-emak cemburu.

Namun dengan yu sum, yang suaminya sudah tidak dapat atahiat sambil mengacungkan jarinya: plesetan dari alat vital suaminya yang sudah tidak dapat ereksi. Ia sendiri tidak takut dengan wanita-wanita cantik disana. Sebab alat vital suaminya sudah tidak dapat ereksi.

Sesampainya rombongan ke rumah sakit. Dian dan fikri yang langsung menyambangi rombongan tersebut bu lurah tidak dapat dijenguk karena ada di ruang ICU.

Dalam narasinya budaya bantu-membantu yang sedang terkena bencana "sakit" keluarga bu lurah. Tetap dibantu oleh ibu-ibu rombongan bu tejo, yang sudah menjadi tradisi khususnya orang Indonesia memberi amplop berisi uang kepada fikri anak bu lurah, meskipun tidak jadi menjenguk bu lurah  ke dalam rumah sakit.

Watak masyrakat kampung yang terburu-buru tidak mengkonfirmasi, apakah orang sakit dapat dijenguk atau tidak di rumah sakit, yang penting "tilik" sering menjadi fenomena yang nyata seperti judul film tersebut yang penting "tilik".

Dan ending yang benar-benar runtut dengan cerita tetapi tidak penonton duga termasuk saya, menjadikan kualitas film ini saya kira sudah kelas dunia.

Tidak disangka-sangka, saya kira bu yani dipihak yang benar siapa tahu "dian" kerjanya lumayan bergaji besar sehingga dapat mencukupi gaya hidupnya dan bu tejo dipihak yang salah.

Namun ternyata bu tejo di pihak yang "benar" meskipun dalam pembicaraannya tersebut seperti tukang gossip. Memang benar adanya dian adalah wanita yang haus kemewahan mencari laki-laki mapan, kasarannya om-om yakni menjalin hubungan dengan pak lurah.

Realita dari pejabat-pejabat negri ini yang dengan kekuasaan mereka tergoda wanita cantik dan muda termasuk pak lurah. Maka klu dari narasi cerita film tersebut para suami mendukung dian sebagai bu lurah menjawab cerita tersebut namun tidak disadari penonton.

Keyatanya dalam film tersebut dian sedang menjalin hubungan gelap dengan pak lurah. Oleh sebab itu sudah banyak lelaki yang ingin melamar dian, tetepi tidak satupun lelaki itu lamarannya diterima oleh dian.

Mungkin sakitnya bu lurah karena mengetahui pak lurah menyeleweng dengan wanita lain yang lebih muda darinya. Fikri yang lebih pantas dengan dian karena seumuran membuat pak lurah bapak fikri dan dian menutupi hubungan tersebut masih malu terhadap anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun