Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikayat Desa Kecipir, Sayuran "Udik" Rasa Istimewa

21 Agustus 2020   13:08 Diperbarui: 21 Agustus 2020   19:23 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak saya sebagai petani pun tetap menanamnya walapun sedikit untuk lauk sayuran kami dirumah. Lalapan kecipir yang saya makan hasil produksi sendiri membuat saya teringat. Saya dulu oleh teman saya sering disindir berasal dari desa kecipir.

Tidak lebih begitu cerita mengapa desa Karangrena disebut desa kecipir. Lahan pertanian yang luas, tanah yang subur, petani yang gemi dalam menanam, hingga produksi kecipir yang mendominasi wilayah. Itulah mengapa desa Karangrena disebut desa kecipir di samping jarangnya petani desa selain Karangrena menanam sayuran kecipir.  

Maka disayangkan i-con"kecipir" yang melekat dengan desa saya semakin tenggelam karena bukan lagi komoditas utama. Ditambah dengan berbagai problem yang dihadapi sayuran "kecipir" itu sendiri dengan berbagai stigmaa dan harga pasar yang kian tidak bersahabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun