Tanggung sudah ingin menggelar resepsi dan hajatan mungkinkah sampai hati ditunda? Belum dengan momentum dapat menggelar hajatan dengan dalih mengembalikan kondangan, mungkinkah ada orang ikhlas toh nyatanya kondangan hajatan di desa adalah upaya saling membatu satu sama lain masyarakat yang akan menggelar hajat?
Sebab di desa hajatan dan kondangan adalah tradisi yang tidak dapat dilepaskan. Sudah seperti aktivitas perdagangan, yang harus ada transaksi; namanya kondangan itu harus dikembaliakan, caranya sama-sama menggelar hajatan.Â
Maka dari itu apapun aturan itu walau pun dimasa pandemic covid-19 tetap tidak akan menyurutkan masyarakat untuk tetap menggelar hajatan meskipun kecil-kecilan. Masyarakat tetap menggelar hajatan walau sederhanaan.
Hajatan "Sederhana" Kreatif  Tetap Mengerakan Ekonomi DesaÂ
Tidak dipungkiri bahwa "hajatan" jika ditelaah secara mendalam dampak-dampak apa yang dihasilkan bagi perekonomian memang sangat menabjubkan. Memang terasa sepele, hajatan. Tetapi aktivitas ekonomi dalam hajatan tersebut yang membuat ekonomi masyarakat indonesai itu dapat tetap kuat.
Alasannya adalah hajatan; merupakan kegiatan yang melibatkan banyak sekali transaksi ekonomi dari kondangan uang, sembakoan, prasmanan, seniman, bahkan hiburan-hiburan serta dekorasi yang sangat seksi untuk kegiatan ekonomi jangka panjang. Belum dengan pedagang-pedagang kecil jika terdapat hiburan menerima berkah menggelar dagangan.
Oleh karena itu dimasa pandemic covid-19 yang selama beberapa bulan hajatan tidak boleh digelar secara besar-besaran sangat berdampak besar pada perekonomian. Sudah dibuktikan banyak seniman nganggur saat tidak ada hiburan dihajatan. Juga dengan sound system, genset, dan sebagainya yang tidak lagi dapat menghasilan uang sewa. Disitulah hajatan sebagai tiang kuat perekonomian sudah dibuktikan.
Maka hajatan kreatif ala covid-19 di desa saya menjadi angin segar perekonomian di Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap tetap menyala. Adalah Saidi tetangga saya pioneer hajatan kreatif apik walaupun sederhana yang hajatan tanggal (11/8/20). Ia membuat hajatan tanpa tarub dihias dengan payung sebagai penghalang sinar matahari.
Meskipun tetap tidak efektif menghalau hujan maupun panas, tetapi seni yang dihasilkan sungguh kreatif dan unik sebagai hajatan kreatif ala covid-19. Ditambah dalam dekorasi penataan ruangnya sendiri membuat orang dapat jaga jarak dengan titik-titik payung yang sudah ditentukan.
Tentu ini dapat menjadi solusi apik walau sederhana hajatan tetap harus ada. Disamping kepentingan hajat manusia, juga terdapat ekonomi yang harus jalan. Hajatan model seperti inipun karena musim sedang mendukung kemarau. Kalau musim penghujan hajatan kreatif seperti ini tidaklah akan mengakomodasi.
Sebab walapun hajatan sederhana di desa saya, dampak untuk perekonomiannya sangat terasa. Pedagang bumbu dapur laku, pedagang sembako laku, pedagang daging juga sama laku. Tidak kalah penting kondangan berupa beras dan sembako itu yang membuat kegiatan perekonomian berputar seperti roda yang lancar.