Suatu ketika saya sedang mencari inspirasi dalam memandang hari-hari. Alam sebagai sesuatu entitas yang lain dari diri manusia selalu menyajikan sesuatu yang berbeda.Â
Berbagai bentuk ketidaknyamanan batin selalu saya tulis. Umunya penulis bukan hanya harus mempunyai batin yang murni, tetapi niat yang kuat dalam mencari ilham kepenulisan.
Seorang penulis adalah bagaimana karya tulisnya kelak akan menjadi seperti hidup mengilhami pembaca tulisannya-- lebih dari itu ketajaman membaca sesuatu untuk ditulis kembali juga harus dengan batin yang benar-benar bersih.
Kehidupan termasuk alam didalamnya seperti menjadi fasilitator terhadap manusia untuk kembali pada dirinya sendiri dan menyatu pada semestanya. Singkatnya alam adalah saudara manusia yang harus disadari, ruang yang besar mengilhami diri.
Ombak pantai dan lekuk indah pasir yang nyata, saya seperti tergerak dalam ketidak sadaran. Saya ingin melepas beban keformalan sebagai yang katanya dewasa itu. Bermain air dengan lepas meskipun hanya sendiri. Tetapi tunggu, memang kesendirian itu sangat melelahkan, bersama-sama dengan banyak orang juga sama "melelahkan".
Apakah kesendiriaan saat itu, dipinggir laut dengan memandang Samudra Hindia, adalah upaya mencari ilham baru untuk suatu kreativitas yang berbeda, yang akan menjadi suatu karya tuli baru?
Air laut dan pasir yang berhamburan, disudut sana banyak sampah dibibir pantai, rasanya saya saat itu ingin merperagakan dunia saya sendiri jauh dari hingar bingar kenyataan.
Saya besok ingin membeli meja tulis/kantor untuk memenuhi dunia imajinasi saya. Nantinya akan saya design ruangan itu dengan gambar-gambar filsuf seperti Nietzche, Buddha, dan Habert Marcuse, tidak lupa tokoh filosofis dar pulau Jawa yakni; "Mbah Semar" yang legendaris itu.
Maka dengan ini, saya akan menamakan ruang kerja barunya itu dengan nama "The Imaginations Room" untuk menjawab jangka dan reka-an dalam hidup manusia. Supaya mimpi-mimpi manusia yang fiksi itu terlihat lebih nyata ketika tangannya sendiri mengusahakannya.
"Satu kata dari satu langkah usaha, saya yakin tidak akan mengkhianati hasil pada akhirnya. Tekad dalam menjalani hidup sendiri merupakan suatu bentuk dari setiap apa yang dinamakan "diusahakan" dalam menggapai setiap keinginan manusia".
Memang keinginan terkadang memberatkan. Tetapi lebih berat mana ketika keinginan itu hanya dibiarkan tanpa usaha untuk mewujudakn keinginan itu yang hanya ada dalam pikiran?