Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pusaka Trisula Wedha dan Wacana Kepemimpinan Jayabaya

9 Agustus 2020   11:48 Diperbarui: 10 Agustus 2020   10:32 2258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: purwodhohokediri.blogspot.com

Pusaka Trisula Wedha

Pada masa zaman kerajaan-kerajaan berjaya di tanah Jawa. Sebuah kerajaan tidak akan dapat lepas dari apa yang dinamakan benda pusaka kerajaan. Dalam tata kesejarahan yang di abadikan melalaui buku, film serta radio dalam serial drama. Penggambaran benda pusaka bagi suatu kerajaan adalah symbol dimana nilai-nilai filosofis berdirinya sebuah kerajaan di visualisasikan melalui benda pusaka tersebut.

Oleh sebab itu raja sebagai pimpinan tertinggi suatu politik kerajaan juga harus memiliki sejumlah pusaka. Tidak lain adalah visualisasi dari symbol etika kepemimpinan, yang pada saat itu dan mungkin saat ini menjadi faktor kepemimpinan politik adalah suatu gambaran dari keterpanjangan tangan Tuhan dalam memperbaiki nasib rakyat. Dimana setiap titah perintah raja didasari dari kearifan dan kebijaksanan seorang raja mengambil suatu keputusan politik.

Raja Jayabaya dan pusaka Trisula Wedha sebagai symbol kebijaksanaan seorang raja tentu memiliki peranan tersendiri dalam ranah politik kerajaan. Memang suatu benda atau bangunan jika dipahami hanya fisik jelas sesuatunya tidak akan bernilai.

Maka sesuatu benda atau bangunan manusia yang diluhurkan harus mempunyai semangat filosofis mendasar dari symbol yang dapat menjadi laku para pemilik mau pun pembuatnya sebagai sesuatu yang luhur mempengaruhi nilai-nilai hidup. 

Tidak terkecuali symbol pusaka Trisula Wedha sebagai faktor utama filosofi kepemimpinan Raja Jayabaya pada masanya. Pusaka Trisula adalah senjata tajam berujung tiga. Dalam tradisi Hindu kuno, Trisula merupakan senjata Dewa Siwa.

Maka dalam tradisi spiritual Hindu Trisula adalah lambang mata ketiga. Untuk itu dalam wacana Trisula Wedha Raja Jayabaya sebagai bentuk dari symbol kepemimpinan sendiri seorang Raja/Pemimpin haruslah berpengetahuan sebagai mata ketiga melihat nasib rakyat-rakyatnya.    

Filsafat kepemimpinan Trisula Weda 

Ditinjau dari pengertian Wedha yang berarti ilmu pengetahuan dan Senjata Trisula merupakan alat untuk perlindungan diri, bekelahi, menyerang dan berperang. Namun di dalam filosofi Trisula Wedha secara mendalam sejata trisula tersebut merupakan sejata untuk memerangi nafsu diri dan mengalahkan nafsu kebinatangan manusia supaya "manusia" menjadi--- manusia berbudi pekerti luhur.

Dalam wancana Raja Jayabaya--- Trisula Wedha merupakan senjata dari watak kepemimpinan satria piningit. Gambaran masyarakat Jawa atau Nusantara secara lebih luasnya. Satria Piningit merupakan representasi kepemimpinan yang adil, jujur, serta bijaksana, yang akan menyelamatkan Negara dari keterpurukan pemimpin yang buruk.

Maka dari itu ditinjau dari fisik senjata Trisula dengan tiga ujung tajam yang ada merupakan sumber dari kekuatannya. Ketiga ujung tersebut yang paling tinggi adalah simbol pengetahuan. Menyusul dibawahnya yakni perbuatan/kerja dan attitude/prilaku bagi manusia yang mempunyai jiwa kepemimpinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun