Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sosialis di Hadapan Kapitalis

25 Maret 2020   12:27 Diperbarui: 13 April 2020   08:44 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: backupmatasiswa.blogspot.com

Ibarat sedang menanam sebuah pohon, tidak mungkin ketika pohon itu sendiri, ia akan terlihat indah dan berdampak pada pohon-pohon lainya. 

Pohon sama halnya seperti manusia, ia tidak akan terlihat kuat bila tidak bersama dengan manusia-manusia lain, dalam menyatukan kekuatannya, menyongsong untuk tujuan bersama-sama.

Satu manusia jikalau memang bener-bener ingin merubah masyarakat, ia harus mampu merubah dirinya sendiri terlebih dahulu. Sebab bermasyarakat merupakan kumpulan dari diri-diri manusia, yang pada akhirnya ketika mereka aktif bermasyarakat, dia harus meninggalkan kepentingan pribadi didalam menjadi masyarakat.

Tetapi bumbu dalam menjadi bersama tersebut, ungkapan ringan menuju kebersamaan, merupakan cerminan bagaimana diri membawa dirinya sendiri terlebih dahulu. 

Memang bersikap akan menjadi rancu jikalau berbicara sosialis didalam masyarakat yang cenderung kapitalis. Tentu dalam sikap ini, sama halnya bertujuan, kita harus tahu terlebih dahulu, apa tujuan-tujuan bersosial tersebut? Supaya tahu apa sebenarnya makna dari menjadi sosial atau tumbuh menjadi manusia yang bermasyarakat?

Secara genealogi manusia memang tidak dapat untuk hidup sendiri. Namun dengan bayang-bayang hidup secara bersama, apakah yang menjadi tujuan dari satu "ideology" manusia atau juga banyak dari manusia-manusia disana? 

Jika kita mau berbicara secara "zaman" sendiri, yang cenderung materialistis saat ini, mungkinkah jikalau seseorang masih butuh membeli dengan uang, mampukah ia tanpa konflik kepentingan dalam membeli sesuatu terhadap apa-apa yang akan diupayakannya sebagai daya beli itu sendiri?

Sebagai dasar terhadap sesuatu yakni; peranan akan mendapatkan uang itu sendiri merupakan cikal dari bakalnya peradaban kapitalis untuk dijalani, dan bagaimanakah dengan peranan pada sistem sosialisme? 

Tetap saja sosialisme dalam bayang masyarakat kapitalis merupakan suatu simbol atas nama gotong-royong atau atas nama kesejahteraan bersama, yang tentu jika dihadapkan pada orentasi keuntungan akan daya beli  sebagai pribadi manusia, akan selalu tereduksi dalam sikap menjadi manusia yang sosialis karena tetap lebih mengutamakan kepentingan pribadi.

Saya kira tidak ada yang murni sosialis dalam masyarakat kapitalis saat ini. Semua orang didalam sistem ini butuh membeli, dan sosialis hanyalah dalih dari orang-orang yang tidak mampu secara sosial hidup mapan didalam kehidupan abad ke-21 ini untuk membeli sesuatu. 

Sebab dengan dasar kepentingan manusia saat ini, ada pada daya beli yang akan mereka beli. Tanpa membeli, menjadi manusia saat ini, ia benar-benar akan menjadi gersang dan terasing sebagai manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun