Â
Dalam suatu catatan ruang kecil terdapat tulisan: "manusia dapat hidup tanpa uang, tetapi manusia tidak dapat hidup tanpa air". Tetapi bagimana dengan sumber-sumber air yang kini kian tidak diperhatikan oleh hidup dan manusia? Pabrik-pabrik pengerak ekonomi yang mencemari, atau jangan-jangan: kini dalam semseta berpikir manusia, uang lebih penting dari sumber kehidupan kita "manusia dan makhluk lain" itu sendiri?
Ini bukan saja menjadi hal penting yang harus terbahas, berpikir sesuatu yang diluar diri memang selangkah lebih jauh, tetapi bagaimana manusia itu sendiri dihadapkan dengan ekonomi dan kerja? Tentu jika ini "kerja" menjadi sesuatu yang membosankan dan tidak ada nilai bagi manusia didalamnya maka; "banyak orang yang lari dari aktifitas kerjanya sendiri yang membosankan", adanya uang dan tidak lebih: jika kebutuhan dasar sebagai manusia terpenuhi dari uang-uang itu maka; uang itu dijadikan alat mereka "manusia" dalam mencari kesenanngannya, bukan hanya setiap apa dari apa yang dibutuhkannya.
**
Adanya nilai ekonomi dari kerja abad 21 ini dan semakin kompleksnya mode dalam kerja itu sendiri, juga kebutuhan-kebutuhan ekonomi manusia membuat ruang-ruang kerja dan manusia semakin rumit dan beragam, bahkan tidak jarang membuat alienasi bagi manusia sendiri dalam menjalani aktivitas kerja diabad 21 ini yang semakin menuntut dan berorentasi pada uang. Tetapi bagaimanapun; bisnis  merupakan uang-uang itu, dan tentang uang, kita sedang berbicara tentang kesenangan manusia didalammnya yang semakin tertukar dengan uang.Â
Tentu banyak yang menjadi berbagi dasar manusia terjerat dari berbagai alienasi-alienasi itu, tentang waktu adalah uang, "Pekerja harus lembur terlebih dahulu untuk mendapatkan uang lebih". Tetapi beragam pertanyaan itu, apakah kerja dan uang adalah keterikatan hidup: karena motif dari setiap kebutuahan --kebutuhan manusia yang semakin di inginkan "bukan dibutuhkan" melalui penukaran antara kebutuhan dan uang itu sendiri sebagai penopang?
Terkadang yang tidak dapat terpikirakan dari keterikatan kerja itu sendiri, kita " manusia seperti yang telah terkerdilakan itu oleh kesenangan kita sendiri yang menyakut dengan uang. Berbagai aktivitas itu mungkin benar: jika manusia kini berpikir tidak ada waktu lagi untuk tidak mengejar uang, bahkan untuk sedikit menggadaikan diri dari privasi sebagai diri manusia itu sendiripun: tentu  harus direlakan privasinya demi uang dan demi kerja itu sendiri yang kini semakin mengikatkan identitas pribadi dalam kerja.
***
Tertuju pada dunia global dari internet, tentang akun-akun di dunia maya pekerja, apakah ruang kerja dalam hal ini "perusahaan" memerulakannya? Jika itu sebagai pra syarat dari kerja itu sendiri, apakah harus disertakan dalam ruang kerja yang menjadi hak-hak pribadi seperti akun di media sosial yang harus teridentifikasi oleh perusahaan saat ini?
Inilah yang tidak terilhami oleh nalar itu sendiri, jika memang pekerja dalam hal ini dirasa keberadaan bermedia sosial menyeremped bahkan berpotensi membuat rugi perusahaan, apakah tidak harus teredukasi terlebih dahulu, bahwa: tidak boleh aktivitas dimedia sosial menyertakan identitas perusahaan mereka.
Tetapi pun jika; seseorang didalam media sosial tidak mengindukan diri pada lembaga kerja, bukankah mereka membutuhkan banyak waktu dihabiskan di ruang kerja itu sendiri? Jadi dimana letak kesalahan itu: ketika manusia menyeimbangan hidup dari kerja mengikatkan kepada lingkungan kerja untuk hanya sekedar saling menyapa teman-temannya di media sosial mereka melalui lingkungan kerja mereka.