Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ruang Swadaya Pembicaraan

9 Agustus 2019   06:41 Diperbarui: 9 Agustus 2019   15:39 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena semua pengetahuan akhirnya akan menyadarkan, bukan semua bentuk upaya lari itu salah, yang harus dihindari adalah lari justru malah menambah masalah penderitaan manusia, menjadi tanpa dapat lepas dari obat-obat itu yang membuat candu seharusnya dapat dihindari.

**

Seperti akan tertinggal jauh, dimana keterbatasan yang ditentang itu sendiri, bias sebagai yang hidup dalam ambigu, berawal dari kesalahan dan di akhiri sebagai anggapan kesalahan oleh manusia. 

Dasarnya kesalahan adalah dirinya sendiri yang perlu terus diperbaiki, ungkapan tidak mungkin manusia itu benar, ada kalanya salah, namun dapat di perbenar kembali, menjadi anggapan yang tidak pernah sampai, tetap hanya dalam perdebatan yang manusia agungkan.

Gemerlapnya malam ini dibalaik lelahnya jiwa manusia memandang dirinya sendiri, disudut ruang  manusia yang tertata hidupnya oleh budaya, mungkinkah aku akan menjadi orang yang berbudaya saja pada akhirnya? 

Mengikuti dan tetap mengikuti tanpa aku menjadi manusia yang membangun budayanya sendiri seperti para manusia pertapa disana yang dapat menaklukan dirinya sendiri, untuk akhirnya setaraf dengan manusia berbudaya lainnya secara sempurna.

Yang mulai suntuk dengan kejengahan dunia sebagai hidup dan manusia di dalamnya. Rasanya mengikuti arus akan mengenakan segenap hati ini, mungkinkah akan menjadi nyata dalam ada menjadi manusia? 

Ikut arus tanpa mengendalikan arus itu untuk sesuai ritmenya sendiri, guru-guru, dan para manusia pemcerah itu, mungkinkah kini masih berada dalam Goanya sendiri?

Terang di dalam gelap ini, terlihat warna-warni simetris disudut ruangnya. Tentang yang sama-sama gelap, apakah ia dapat saling mengetahui satu sama lain? Riang yang tidak terjamian bahagia, diam terkesan bertanya-tanya, belum tentu juga hidupnya menderita. 

Separo dari bulan yang muncul malam ini, semua hanya tafsir yang dijadikan sebagai acuan hidup oleh manusia. Tentang siang dan malam yang terus dan akan terus dikutuk olehnya sendiri.

Gemerlap dan Merdeka, bukankah hanya berdasar interpretasi saja sebagai manusia berbudaya? Tidur nyenyak tanpa kekhawatiran besok, "Merdeka" yang sesungguhnya, "celaka" justru banyak orang melupakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun