Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sesat Berpikir Manusia yang Membudaya

24 Juni 2019   11:05 Diperbarui: 25 Juni 2019   13:13 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diambil dari news.detik.com

Tentang tembok kotak pandora yang harus sudah terjebol oleh kesadaran menjadi maju, teknologi yang harusnya mengadopsi kemajuan itu, ternyata masih menjadi hal yang membelenggu, jadi kita akan berbicara tentang apa saat ini?

Konten-konten ruang teknologi yang konservatif, tayangan yang dicari masyarakat sendiri, memang semesta budaya masyarakat tidak menunujukan "dia" akan keluar dari lubang besarnya sendiri. Mereka masih terbungkus atas nama yang umum, mudah di mengerti, dan harapan akan sakti, tetapi nalar yang tidak sampai menghantui dirinya sendiri. 

Budaya yang membudaya, memang sulit ketika akan lepas ketika mereka menerpa, sesat pikir, dan selalu tersesat, merupakan bagian hilang untuk mengisi lagi hidupnya, dan tersesat mungkin selamnya akan menjadi tersesat.

Revolusi budaya yang mengakomodasi, mungkin teknologi pun tidak akan pernah dapat menjawabnya. Seakan ingin untuk menjadi menyerah saja pada apa yang dinamakan dinamika sosial. Umumnya yang mereka ingin lakukan menggali lubang besar miliknya, yang akan menjadi miliknya sendiri. 

Sebisa-nya memang, dia juga menarik untuk memasukan orang lain pada lubang besar itu, tetapi kau dan aku? Hanya tembok besar pemikiran yang membatasinya, tidak lebih dari itu.

Puing-puing memang dapat porak-poranda ke depan. Aku, tahu kau adalah kebangganan dirimu yang bersumber dari mereka, tentang apa dan siapa yang telah berkerumun denganmu. Tetapi sudahlah, ini perkara kami, maka sudahi-lah atas nama lepas dari sesat pikir. Mulai-lah lagi selama sesat pikir itu masih di cintai, sebagai pemukul yang digunakan orang mengambil keuntungan. 

Layaknya banyak konten yang beredar di Youtube dengan sejuta kesaktian akan barang, "dia" bisa hilang tak kala ada sikap sekeptis pada kegaiban ada, cerita janji-janji dan harapan-harapan kemakmuran palsu, jika bukan diri sendiri yang mengusahakannya.

Jika percaya yang gaib itu takdir, bukankah itu ruang privat yang tidak saling mendoktrin dan mengindoktinisasi? Entah siapa yang salah dan berkepentingan di sana, enyalah ini untuk hidup bersama kebebasan yang akan kita ciptakan. Pembelaan akan berujung terhadap yang di bela, tidakkah kau dan aku membela apa yang menjadi kepentingan diri sendiri saja, tanpa memandang figur hebat dari mereka? Tentang uang-uang itu, masihkah berharga dari hidup kita sendiri ketika nyawa menjadi "banten" dalam setiap apa yang akan dibelanya nanti?

Sudahlah untuk di akhiri, sesat pikir adalah bagian prodak budaya diri dari dalam kita sendiri yang bercokol subur menjadi ideologi. Ada istilah bahwa; kita dapat berubah selama kita mau mengubahnya sendiri. Memang jika tidak mampu merubahnya sendiri, sehat pikir haruslah menjadi pemandangannya.

 Tentang isu yang dibayar itu, kalau akal sehat berpikir di pakai, dia tahu, mana yang akan berarti untuk dirinya, dan mana yang akan menjadi "sampah" merugikan bagi dirinya. Sampai kapan pun hanya kualitas berpikir yang tidak dapat menipu manusia dari segala macam preferensi hidunya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun