Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Erosi Sungai Serayu, Tidak Terbaca Pemerintah Cilacap maupun Jawa Tengah?

19 Juni 2019   22:51 Diperbarui: 25 Januari 2020   01:22 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit foto dari`; humas Pawaka

(z ): Desa Bulupayung
(p): Daratan Penyangga, Desa Kesugihan
(t) : Desa Maos Kidul
(L): Titik longsor Desa Karangrena 

Penjabaran; (p) merupakan daratan dengan sekumpulan obyek vital yang dilindungi, seperti Jembatan Sungai Serayu penghubung ke kota Cilacap, dan tempat pengolahan air bersih dari Sunggai Serayu PDAM, secara otomatis posisi (p) tentu kuat karena menjadi zona dilindungi. (Z) sendiri ada di posisi yang kemungkinan akan diuntungkan sama dengan (p), ketika titik (L) terus bergerak sesuai dengan tanda merah berbentuk panah, menciptakan jalur DAS secara lebih sederhana, tidak memutar melingkari (d).

Aliran air sungai sendiri, jika (L) tidak ditahan laju pergerakannya, jelas (L) dan (p) menjadi sambungan baru DAS, yang membentuk sederhana menuju muara sungai. Ketika nyata terjadi, (d) menjadi "platar" sebutan "kami" warga Desa, ketika ada tanah di kelilingi sungai, dan menjadi daerah yang terisolasi oleh air sungai. Sedangakan (t) sendiri posisinya statis dan tidak terdampak.

Jika (d)  telah menjadi "platar", akan bergantung keberadaannya dari debit air Sungai Serayu di masa depan, bukan tidak mungkin ketika jumlah debit air sungai besar, (d) akan terkikis habis, dan tanahnya sendiri geser "buyar", menjadi bagian yang menguntungkan antara sepanjang pinggiran wilayah (Z) dan (p), saat itulah Karangrena hilang dari peta Desa masa depan.

Memang posisi yang tidak menguntungkan Desa Karangrena dilingkari DAS Sungai Serayu, letak geografisnya sangat berpotensi hilang dimasa depan, tidak saya pungkiri berdasarkan teori yang saya baca dari pemikiran akan prediksi masa depan. Inilah kenyataan yang tidak bisa kita tolak, tetapi semua pasti ada solusi, jika teknologi dihadirkan untuk membendung laju longsor di titik (L).

Meskipun "teknologi" karena buatan manusia, yang terkadang lemah, masih kuat fenomena alam, tetapi teknologi jika terus dihadirkan, dan di usahakan menjaga upaya preventif terhadap  bencana, manusia dapat mengontrol waktu laju fenomena alam "bencana", yang mau tidak mau, harus dan akan terjadi.

Oleh karena itu, dengan berbagai argument "menurut saya logis", dinas terkait Kabupaten Cilacap maupun Provinsi Jawa Tengah, untuk cepat tanggap dalam isu fenomena longsornya Sungai Serayu yang ada di Karangrena titik (L). "Bencana memang tidak dapat manusia hindari, tetapi upaya pencegahan terhadap apa, yang akan ditimbulakan oleh bencana itu, dapat manusia kontrol agar tidak lebih besar dampaknya".

Bukankah banjir yang setiap tahun menjadi bencana yang rutin hadir di Karangrena dulu, dapat di kontrol dengan pembangunan berbagai waduk dan bendungan? Mengapa longsor yang sederhana tidak dapat di tanggulangi secara cepat? 

Ini merupakan pertanyaan kami, warga desa Karangrena terhadap pemerintah, tentu untuk lebih peduli dengan hak hidup warga desa karangrena, yang terancam hak hidupnya, atas keberadaan desa yang terancam longsor Sungai Serayu dan berpotensi akan hilang di masa depan.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun