Diam-diam politikus menghirupmu, menyiksamu, tanpa kau sadari. Menyodot darah dan tenagamu tanpa terasa kemudian energimu habis, yang nantinya jelata akan kalah, "ia kalah ditelan perjuangnya sendiri".
Untuk orang yang sama sekali tidak mempertanggungjawabkan perbuatnya karena kerja kerasmu jelata, mereka politikus lupa akan janji-janji. Jelata tetap akan jadi sampah yang bisa dijual kembali para pemulung bertopeng para politikus negara.
Pesta demokrasi, rasanya dia mengaburkan. Ia mendirikannya dengan uang, agar menjadi pohon uang yang selamanya dapat terpanen. Tidak hanya itu, pohon untuk berbuah, kehendak untuk kuasa para "politikus" adalah tujuannya.
Tanpa mereka sang jelata untuk berkuasa, mana mungkin "politikus" merasa dengan keringatnya. Tentang penderitaannya, harapan, dan keberlangsungan tatanan sosial yang sehat untuk kehidupannya. Tujuannya jelata hanya keberlangsungan kehidupan ini, agar pantas untuk dilajutkan, lebih baik, untuk semakin baik terhadap semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H