Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Huawei Vendor Telekomunikasi Resiko Keamanan Tinggi?

20 Mei 2019   17:00 Diperbarui: 20 Mei 2019   18:09 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdengar kabar juga bahwa Huawei ekspansi ke Indonesia karena keputusan politk waktu itu saat pemerintahan Susilo Bambang Yoduyono menjabat. Memang sangat rasional: teknologi, dagang dan politik sangat mungkin menjadi suatu kebijakan negara atas nama yang berkuasa. Hanya saja bagaimana kepentingan dan keuntungan itu berbicara pada mulannya. 

Terlepas bagaimana kepentingannya, harga yang murah dengan kualitas yang lumayan menjadi alternatif dalam bisinis termasuk bisnis telekomunikasi mutakhir. Dalam hal ini, "Huawei" mampu menunjukan itu bahwa; terlepas dari apa yang ditimbulkan, termasuk persaingan pasar yang tidak lagi sehat.

Dalam bisnis, ini menjadi hal yang biasa meskipun pekerja di bidang Telekomunikasi banyak teriak akibat harga proyek baik instalasi maupun layanan Manage Service, "dalam hal ini harga jasanya merosot tajam" berbeda ketika masih didominasi perangkat dari Eropa.

Bejalannya bisnis sendiri pasti, ada yang diuntungkan maupun dirugikan. Saya melihat bahwa konsumen dan provider banyak diuntungkan oleh Huawai itu sendiri. Disamping Provider yang harus mampu bertahan supaya tetap digandrungi pelanggan dengan harga murah, konsumen juga menikmati layanan murah dengan kualitas kecepatan data atau telpon "kualitas baik" yang disediakan "Huawei".

Menarik bagi Indonesia sendiri, tetap mau menggunakan Teknologi China jaringan Telkomunikasi atau tidak menyusul Selandia baru dan Australia? Prodak China, apa pun prodak itu, jelas membuat perekonomian lebih baik dengan harga murah kualitas sepadan dan bersaing. 

Kini patut kita tunggu, dalam politik dagang sendiri Indonesia berkiblat kepada siapa? China atau Amerika? Sejatinya jika pemerintah Indonesia bereaksi dalam hal ini, tentu, menentang prodak China berarti dalam politik dagangnya sendiri, Indonesia masih berkiblat pada sekutu dalam hal ini "Amerika". 

Jika acuh dengan isu yang terjadi terhadap perang dagang ini, dan masih menggunakan prodak China? Setidaknya Indonesia lebih realistis memilih prodak China dengan harga murahnya. Tetapi bukan tidak harus di koreksi, menyelidiki secara diam keamanan negara sendiri wajib hukumnya. Bukan saja prodak Telekomunikasi China tetapi juga prodak dari negara-negara lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun