Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memandang Pesimisme dan Optimisme

21 April 2019   10:18 Diperbarui: 28 April 2019   00:33 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya merasa seperti tidak ada era egalitarian dalam hidup. Sikap dasar manusia memang mebedakan dirinya dengan standart-standart sosial kebanyakan. Kini realitas yang ada merupakan sebagian dari golongan penindas dan tertindas. Kerangka sosial dibangun dengan pembagian kerja yang tidak berkeadilan. Kelas dibedakan, sebagai majukan atau pembantu dalam hidup.

Yang standarnya dibawah sulit merangkak ke atas. Sesekalinya merangkak dijatuhkan dengan daya beli yang tinggi. Ditengah mencari tempat yang aman dalam bersandar dengan tetap mempertahankan kelasnya, ia terus diserang subversi dari kelas sosial. Formulasi kelas "menengah" tetap berhitung menekan angka pengeluaran untuk tetap bertahan di kelasnya. Kelas "atas" ungkang-ungkang kaki dengan sedikit pancalan terhadap kelas-kelas dibawahnya untuk tidak bisa menyainginya. Mereka yang diatas menggelembungkan pundi-pundi ekonomi untuk semakin sulit tertandingi. Kelas "rendah" kehidupan mencoba mengais posisi mapan sebagai pelayan yang tidak bias tersaingi oleh mereka kelas rendah penganggur mencoba menjadi pelayan bagi mereka kelas diatasnya.

Tidak ada yang lebih menyedihkan selain terbawa perasaan. Setiap kali rasa itu tergugah selalu diahiasi pertarungan yang semu. Dia tidak ada tetapi persepsi yang mengada-adakan dia. Seperti ini memang terbalik, logika membalik-balikan konsep kesemuan. Bermain diruang anggapan memang membuat gila. Apalagi angapan itu berbanding terbalik dari realitas yang sebenarnya. Dunia memang ada dua hal antara realitas asli dan realitas bayangan. Tetapi banyak orang membaolak-balikan keadaan ini yang bayangan diaslikan yang asli di bayangkan.

Memang didunia ini tidak ada guru yang pasti, motivator di luar sana adalah gurauan yang nyata sebagai penghibur kelas. bahkan tidak ada satu orangpun pantas dijadikan guru motivasi itu terkecuali dirinya sendiri. Setiap orang adalah pembelajar, dia setiap hari selalu mengajari dirinya sendiri. Jadi guru bagi manusia adalah dirinya sendiri yang sedikit dapat menadi pesmis itu. Seharusnya manusia setiap hari berusaha bagaimana tidak terasing oleh dirinya sendiri. Tidak banyak yang tahu bahwa kehampaan pada diri merupakan tanda diri ingin mengenali dirinya.

Modernisasi jaman membuat banyak wahana manusia untuk lari dari dirinya. Tidak ada rujukan pasti disetiap jaman bagaimana beradaptasi dengannya. Hiduplah dengan cara kita, rasa kita dan kenyamanan kita. Keyakinan adalah buah dari sesuatu yang sebenarnya tidak diketahui namun seolah kita mengetahui dan membenarkan itu. Tetapi lagi-lagi rasa dan keyakinan merupakan kontradiksi. Orang tergila-gila dengan keyakinanya akan buta, orang terbawa oleh rasanya akan berkutat pada bayanganya sendiri.

Menjalankan hidup ibarat bermain dadu, bilangan apa yang diingini terkadang berbeda dengan apa yang diminati. Sesekalilah kau tertawai dirimu sendiri, bertarung dengan dirimu sendiri, dan kalahkan sifat manusiamu itu, mungkin itu akan lebih baik. Hidup seperti telah mempunyai keseimbangannya sendiri, pesimis dan optimis adalah ruang bermain yang semu bagi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun