Pengharapan baru menunggu disana. Tidak ada pengharapan jika tidak digagas dan di cari-cari keberadaannya. Semua serba kabur tetapi kesaksian pra pengharapan adalah bukti. Maukah seperti penderitaan yang mungkin akan kau alami kelak jika pada keadaan yang sama? Lantas apa bedanya saya dan mereka? Mungkin semua orang adalah lahan keuntungan, saya ingin juga memberi untung pada diri saya ini.
Jika semua indah, karna saya mencari keindahan itu. Mungkin bisa saja itu buruk, yang terlintas di benak saya yaitu, saya tidak mau mengalami keburukan yang sebelumnya sudah saya ketahui. Apakah sikap saya salah? Apakah saya sibodoh? Tentu dalam hal ini, afirmasi diri haruslah dominan untuk diri melindungi dirinya sendiri.
Lakukan dan ucapkanlah sesukamu karna saya lebih peduli akan hidup saya sendiri. Tenangkanlah dirimu dengan kekokohanmu bersamanya, saya tidak peduli. Saya bukanlah orang yang peduli karna apa artinya ketika  yang dilakukan tidak menjawab setiap persoalan yang ada.
"Pilihan keputusan terbaik bukan karna terlalu berani berkeputusan secara praktis, tetapi keputusan paling berani yaitu memilih tidak merasakan hal yang sama"
Setiap orang pasti pernah merasakannya, inilah afirmasi diri terhadap dirinya sendiri. Tentang keputuasaan sendiri sangat perlu ditegaskan. Untuk itu keputuasasaan bukanlah hal yang harus dihindari. Ada kalanya ia menjadi acuan bagaimana kita menatap hari depan.Â
Perlu diingatkan bahwa tidak selamanya mimpi membawa ke optimisan dalam hidup. Ia juga dapat membuat kita berputus asa, maka saat itu, sadari bahwa mimpi serta keputusasaan berjalan bersama seperti pesimisme dan optimisme dalam diri kita.
Tanpa diri menyadari sebelum bermimpi, membuat rawan diri melakukan hal yang tidak dapat dimengeti (absrud). Dalam hal ini, bersikap netral pada mimpi juga keputusasaan dalam menjalani hidup patut dijadikan afirmasi. Menjalani hidup seyogyanya semampunya, tanpa paksaan dan membebani diro terlalu berat. Netral dan semampunya sangat patut untuk dijadikan filosofi diri dalam memandang kehidupan "dari diri dan untuk diri".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H