Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koservatisme Politik dalam Masyarakat Teknologi

2 April 2019   22:13 Diperbarui: 11 April 2019   19:36 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu karena Saya warga dan tinggal di Indonesia, mengamati betul bagaimana Indonesia kini. Saya menyaksikan bagaimana wacana bermain Game itu dilarang, juga Golput atau upaya masyarakat ogah memihak kepada orentasi politik juga di haramkan merujuk pada keyakinan kepercayaan kelompok tertentu.

Saya kira ini adalah upaya reaktif dari politik konservatif yang masih berkuasa di Indonesia. Tentu ini merupakan upaya mereka membendung corak politik baru akan transisinya bentuk Masyarakat Teknologi abad 21 ini.

Saya menilai Masyarakat Teknologi sendiri akan memunculkan corak politik baru bagi Indonesia. Dimana corak itu akan menghilangkan nilai politik konservatisme menindas dan mengekang yang telah berlangsung lama di dunia termasuk Indonesia. Dalam benak saya "politik dalam Masyarakat Teknologi akan lebih humanis". 

Masyarakat teknologi akan menuntut kemerdekaan secara individu, tidak ada mayoritas dan minoritas "mereka menuntut persamaan hak sebagai warga negara". Tentu konsep dasarnya adalah ideologi "liberal-isme" yang dinilai lebih sintesis dengan berkembang semakin massifnya berbagai Industri kapitalisme mutakhir.

Politikus konservatif dalam pusaran masyarakat teknologi

Sepertinya tidak ada harmoni baik terjadi antara Teknologi dan Politik. Tentu ini berbanding terbalik dengan berbagai media yang secara massif berkampanye bagaimana Revolusi Industry 4.0.

Tentu bagi saya, sintesime antara politik dan perkembangan masyarakat akan begitu penting untuk membentuk bagaimana tatanan ke depan akan dimulai. Dengan berbagai kemajuan teknologi tentu merubah tatanan dasar industri, merubah masyarakat sudah pasti selaku pelaku dalam hal ini?

Seharusnya dalam wacana ideology politik-pun harus berubah mengikuti fenomena abad 21 ini. Inilah sebenarnya tantangan untuk para Politikus kini.

Dengan berbagai media yang ada saat ini tidak sulit dalam menilai Partai Politik mutakhir. Apa lagi ditambah tahun ini merupakan tahun politik. Dimana Pemilu baik Legeslatif maupun Presiden akan dilangsungkan pada hari yang sama yang pelaksanaannya  tinggal menghitung hari lagi.

Tentunya Partai Politik sudah menelanjangi beberapa ide-idenya di media untuk bagaimana ketika suara memenangkan mereka. Memang menarik melihat bagaimana Partai-Partai baru seperti PSI, Berkarya , Perindo atau partai baru lainnya berkiprah dalam politik muktahir ini.

Gambar: ilustrasi diambil dari; hot.detik.com, partai politik dan politikus mengiklankan dirinya sendiri
Gambar: ilustrasi diambil dari; hot.detik.com, partai politik dan politikus mengiklankan dirinya sendiri
Bagi saya, baik itu Partai baru ataupun lama jelas, "tidak ada yang menarik". Tidak lebih ide-ide yang mereka bawa tidaklah sesegar ungkapan kata milenials yang digemborkan. Hampir semua Partai Politik dalam kampanyenya di media tidak ada yang membawa angin segar bagi peradaban Masyarakat abad 21 ini. Sebagian mereka berkampanye dengan jargon-jargon usang  "jelas  masyarakat abad 21 ini tidak  percaya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun