Adanya informasi lowongan kerja bidang Telekomunikasi disalah satu grup Facebook pekerja Telekomunikasi, Saya mencoba melamarnya. Tentu saya kembali bekerja di bidang  yang dulu sebelum kerja di Proyek. Tetapi bukan kejengahan yang mendasarinya atau perubahan nasib motivasinya. Saya menjadi sadar, dalam bekerja akan ada keseimbangan hidup, jika apa yang menjadi hobi kita tidak tersandra oleh waktu kerja.
Kembali bekerja di bidang Telekomunikasi-pun tidak lepas dari menariknya wilayah kerja itu sendiri. Kebetulan slot  kosong Teknisi di area Bali, tentu Bali dengan budaya masyarakat dan tradisi spiritual yang masyur membuat saya tertarik.Â
Obyek pariwisatanya yang terkenal juga menjadi alasan, kapan lagi dapat ke Bali bekerja sekalian Treveling? Tidak berpikir terlalu lama, saya-pun berangkat dengan menggunakan Pesawat. Waktu itu saya pertama kali melakukan perjalanan naik Pesawat. Ternyata ngeri-ngeri sedep juga ya naik pesawat? Bisa goyang-goyang juga kena awan.
Apapun itu, Saya jadi pernah naik Pesawat, bisa cerita ke temen-temen atau Orang Tua saya. Terpenting sebenarnya diri yang tidak menjadi penasaran, bagaimana sih rasanya naik pesawat itu?
Bayangkan kalau kita kerja wilayah kita sendiri. Sodara di luar pulau tidak ada. Bisa sih kalau treveling, tapi dengan kebanyakan pekerja kini hanya di bayar sebatas UMR, apakah rela uang tabungan kita sengaja gitu untuk treveling? Di lain sisi kita harus menabung untuk, biaya nikah misalnya, beli-beli kebutuhan yang lebih mendesak, jadi kemukinannya kecil kan?
Memang bagi saya menjadi isu yang penting menjawab kegalauan hidup itu sendiri. Menilik lagi tentang pandangan spiritualisme bahwa; setiap Manusia hidup membawa misinya dan tujuan jiwanya masing-masing.Â
Mungkin kegalauan adalah satu dari sikap kita terhadap apa yang menjadi misi kita dalam hidup ini. Terbukti ketika saya menjawab kegalauan itu. Saya dapat mengetahui bagaimana padangan orang banyak tentang kerja dilingkungan proyek yang "dipandang rendahan bagi sebagian orang". Tetapi ternyata terdapat manusia-manusia hebat  termasuk pengetahuan-pengetahuan baru di dalamnya.
Begitupun dengan saya bekerja di Bali selama satu Tahun. Saya bisa merasakan bagaimana heningnya perayaan "nyepi" untuk kesetabilan jiwa semsesta. Tentu ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya, tentunya bagi anda juga yang" bukan orang Bali".Â
Dengan berbagai pengalaman yang telah kita lalui dalam hidup-pun menjadikan kita tidak lagi sebagai Manusia penasaran di masa yang akan datang. Bagi saya orang jawa, merasakan nyepi di jawa mungkin sesuatu yang mustahil. Maka dari itu, pengalaman adalah hal paling berharga dalam hidup, karena dengan pengalaman kita dapat mengalami dan merasakannya sendiri. Lebih indah lagi ketika itu ditulis. Akan menjadi sesuatu yang terkenang. Bukan hanya untuk saya, tetapi untuk semua yang mau dan antusias membacanya.
Tentu membuat cerita akan pengalaman sendiri terus akan bersambung sampai dengan kita mencoba mengulasnnya kembali. Mungkin hanya sampai di sini terlebih dahulu. Saat kisah itu datang kembali dan berbentuk pengalaman yang berbeda dan  menarik, pasti akan ditulis kembali! Â