Tetapi apapun itu titik kejengahan yang membuat kegalauan haruslah di siasati. Waktu merasakan titik kegalauan itu, saya seperti merasakan hidup yang tidak stabil. Raga dimana. pikiran dimana! Hidup seperti hidup iya, tetapi jiwa itu mati. Terjadi pergolakan yang hebat dari dalam diri, bahwa Saya harus pergi, keluar kerja dan mencari nasib yang baru. Entah kemana nanti dalam imajinasi ini sudah terkonsep.
Akhir bulan pun datang, sebelumnya pengajuan keluar kerja sudah Saya buat. Entah mengapa pada waktu itu inginnya pergi saja, padahal Kuliah-pun belum selsai. Rasanya kalau masih tertahan disana akan mengalami kemandegan kejiwaan yang terngiang kemapanan. Akhirnya kehendak jiwa untuk pergi-pun Saya laksanakan atas nama panggilan Jiwa.Â
Waktu itu tujuan pelarian ini menuju Tanggerang mencari pekerjaan disana. Keliling-keliling menyusuri jalanan Kota Tanggerang, dari Pabrik-pabrik, Yayasan penyaluran kerja dan lain sebagainya, sudah saya usahakan untuk melamar. Tetapi Pabrik dan Yayasan belum menunjukan hasilnnya, Saya melihat di Kawasan Lippo Karawaci Tanggerang banyak pembangunan Apartemen.
Setidaknya dengan di istimewakan tersebut tugas kerja saya berbeda dengan Teman-Teman saya kebanyakan. Tugas saya waktu itu sebagai pemarking. Pemarking adalah sebutan bagi teknisi yang ditugaskan dalam proyek Elektrikal gedung untuk menentukan titik elevasi Stop Kontak, Saklar dan lainnya.
Menurut saya bekerja di bagian Marking asyik juga, santai dan banyak jalan-jalannya. Karena dalam satu lantai gedung saja terdapat banyak sekali ruangan. Belum lagi, jika pasukan pembobok tembok lambat, volume marking-pun menjadi lebih santai menunggu pasukan pembobok agar tidak begitu jauh jaraknnya.Â
Tetapi jika pasukan pembobok kekurangan, Saya juga ikut membantu. Dalam proyek, bekerja secara team dan saling membantu satu dengan lainnya sangat penting. Karena menyelsaikan dengan cepat, rapi dan sesuai adalah  tujuan Proyek tersebut.
Menurut saya, pekerja proyek merupakan kumpulan dari para pekerja cerdas. Mengapa? Karena mereka bekerja dengan ketepatan dan seni yang tinggi tentunya. Terlebih merekapun harus bekerja dengan tekanan, tenaga yang merka keluarkan dan mereka harus mampu professional. Meskipun jika di lihat orang dari luar, banyak hanya menganggap pekerja Proyek itu pekerja rendahan, kotor dan lain sebagainya.Â
Kerja hanya menggunakan tenaga, identik dengan lembur dan APD yang lengkap. Tetapi yang orang luar tidak tahu, bahwa semua orang dari beragam profesi berkumpul disana, dari Arsitek sampai dengan Penjual Kopi.Â
Dari dalam Proyek pun kita dapat menjumpai orang dari segala macam orang dengan berbagai latar belakangnya. Semua jenjang kelulusan pendidikan berkumpul disana. Begitupun dari orang enak atau gak enak, semua ada disana. Bon warung yang belum dibayar pekerja menjadi lumrah terjadi, begitupun demo-demo ketika Manajemen telat menggaji. Sungguh pengalaman yang sangat berharga pernah bekerja sebagai pekerja Proyek dengan segala macam fenomenannya.
Sayangnya karna waktu kerja yang banyak lembur membaut waktu dalam bersanti Saya menjadi sedikit. Praktis saya tidak dapat dengan mudah melanjutkan hobi menulis Saya. Berbeda dengan sewaktu masih bekerja di bidang Telekomunikasi. Karna sistem kerja Stand By On Call membuat Saya lebih leluasa dalam melampiaskan hobi. Bukan saja menulis tetapi membaca juga.