Kita tahu bahwa efek dari kecanduan belanja adalah cenderung untuk berutang. Kemudahan kartu kredit dan berbagai kemudahan cara berhutang menjadi jalan mudahnya kita melakukan hutang tersebut.
Kita semua tahu efek hidup punya utang tidaklah nyaman dalam menjalani hidup. Setiap hari bertanya kapan hutang akan terbayar? Itulah mengapa masalah hutang menjadi sangat serius, karna hutang-pun dapat membuat kecanduan.nDimana menyandarkan kebutuhan dengan cara hutang menjadi alternatif pilihan hidup yang sebenarnya merugikan.Â
Jika itu utang pada BANK, kita harus membayar bunga, pada saudara? Teman? Malu dan juga kasihan-kan hutang kalau tidak dibayar-bayar? Justru hutang lama tidak dibayar akan menghancurkan hubungan teman bahkan kekeluargaan itu sendiri.
 Maka dari itu hidup dengan cara prihatian adalah jawaban dari tidak menentunya hidup kita. Karna kebutuhan yang dibuat menjadi sederhana dengan cara priahatin dan potensi berhutang-pun jadi lebih sedikit. Prihatin membuat apapun dilakukan dengan sederhana, tidak berlebihan, serta selalu ingat dan mawas diri.Â
Sedangkan dalam wacananya, kebutuhan masa depan yang akan kita butuhkan nanti merupakan hal yang esensial. Menjadi tua dan tidak bisa bekerja lagi seharusnya menjadi pijakan untuk hidup secara prihatin dari muda. Oleh sebab itu harus adanya kesederhanaan dalam tindakan-tindakan menghindari keborosan. Supaya disaat kita butuh nanti kita punya bekal untuk membeli setiap kebutuhan dihari depan kita.Â
Jangka pendek dari kebutuhan sebelum tua misalnya, setiap orang butuh rumah, jika bosan bekerja di perusahaan orang lain kita punya tabungan untuk modal usaha sendiri.
Melakukan sesuatu untuk sesuatu pasti ada konsekuensi yang harus dihadapi begitu juga cara hidup prihatin. Melakukukan hidup prihatin berarti berani menjadi berbeda. Untuk itu, mereka yang prihatin hidupnya sangat memilih. Mereka memilih bukan atas dasar keglamoran konsumerisme, gaya hidup kekinian tentunya boros dan cenderung abai dengan iklan-iklan treveling yang tidak juga memerlukan biaya sedikit.
Menjadi muda dan prihatin juga harus siap teralienasi dari masa muda yang katanya liar. Mereka yang memilih prihatian harus tahan diri menahan godaan gairah anak muda yang cenderung sekali dapat langsung dihabiskan diwaktu yang sama. Misalnya gaji sebulan berapa, habispun segitu bahkan karna kebutuhan kekinian yang harus dikejar, hutang menjadi jalan kedua.Â
Baca Juga:Â Menabung dan 4 Cara "Matre" Demi Masa Depan Berkecukupan
Inilah perbedaan dari cara hidup yang prihatin dan tidak prihatin, prihatin berorentasi pada apa yang dibutuhkan masa mendatang sedangkan yang tidak prihatin cenderung memenuhi setiap keinginan saat ini.
Yang sangat melekat dari cara hidup prihatin adalah meninggalakan keborosan hidup di masa muda karna tua adalah keadaan yang pasti. Maka dari itu pilihan menjadi muda dan prihatin menjadi sangat pelik. Dimana hal yang hanya biasa dilakukan masa muda seperti berpacaran-pun harus dipikirkan berkali-kali.Â