Perusahaan induk dalam mencari rekanan untuk mengalihdayakan perkerjaannya sebagian besar dengan sistem lelang. Dengan ini sistem lelang mengharuskan perusahaan calon rekanan atau perusahaan alih daya dituntut untuk kompetitif.Â
Dimana kekompetitifan itu diwujudakan dengan tenaga pekerja yang terampil atau bisa juga dengan modal perusahaan yang cukup. Sebagian besar sistem pembayaran perusahaan induk ke perusahaan alih daya menggunakan sistem pembayaran tempo.Â
Maka dari itu aspek keterpunyaan modal perusahaan alih daya-pun menjadi bagian fundamental dari kreteria yang akan menjadi rekanan perusahaan induk itu sendiri.
Banyaknya perusahaan alih daya yang mengikuti lelang tersebut merupakan suatu pertanda, bahwa perusahaan alih daya tidak hanya harus mempunyai pekerja yang terampil dan punya modal cukup.Â
Kesediaan menerima upah kontrak yang ditentukan perusahaan induk-pun menjadi syarat mutlak memenangkan regulasi sistem lelang.
Disinilah letak persaingan yang tidak sehat itu, dimana saling menjatuhkan harga demi eksistensi perusahaan alih daya diperjuangkan. Dengan hasil yang minim ini perusahaan ditantang mencari sumber daya manusia yang unggul dalam menangani setiap pekerjaan yang ada juga yang mau dibayar dengan murah.Â
Minimnya lapangan pekerjaan membuat para pekerja secara terpakasa mau menjadi pekerja alih daya demi menyambung hidup dari pada tidak berpenghasilan sama sekali.
Adanya modal, alat produksi dan pekerja menjadikan perusahaan alih daya sebagai wahana pasar tenaga kerja. Jika ada perusahaan induk yang mau menggunakan jasanya tawar-menawar-pun terjadi seperti di pasar tradisonal.
Manusia pekerja adalah barang dagangan yang nyata, dimana mereka dengan sadar tenaga dan keahliannya sedang dijajakan untuk keuntungn dua pihak anatara perusahaan induk dan alih daya. Sungguh nurani yang menyayat hati, pekerja sebagi barang dagangan yang minim untuk dihargai.
Ketahanan perusahaan alih daya
Lemahnya perusahaan alih daya dalam pengorganisasikan membuat perusahaan alih daya sangat rentan dalam hal ketahanan perusahaan. Terpaan ujian ketahanan tidak hanya dari faktor eksternal perusahaan tetapi juga dari dalam perusahaan itu sendiri.Â