Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kreativitas Manusia dalam Bayang Kapital, Industri, dan Teknologi

30 Januari 2019   22:52 Diperbarui: 31 Januari 2019   21:08 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompetisi industri semakin ketat, bukan untuk menjadi paling depan tetapi menjadi paling berada dalam masyarakat teknologi muktahir ini. 

Ada gaya hidup berbeda yang menerjang kehidupan abad ini dengan kuatnya. Seakan manusia tidak mau menjadi kacang yang biasa terlihat di pasar-pasar bila dihadapkan dengan persaingan. Sebisa mungkin mereka haruslah menojol untuk meninggikan nilai mereka sendiri terhadap hasil jual yang akan mereka terima nantinya.

Setiap manusia ingin menjadi berbeda. Oleh karena itu manusia mengada dalam kecanggihan dan kemudahan teknologi yang dapat mendemonstrasikan dirinya pada khalayak luas. Tujuannya adalah untuk harapan kapital yang bisa manusia dapat meningkatkan taraf hidupnya. Namun saya mengira bukan hanya kapital, ada juga kegilaan keinginan atas nama besar, pengaruh bahkan ketenaran dirinya sendiri. 

Kini semua orang berjalan pada nilai termasuk mengaktualisasi diri dengan menjadi terdidik, bergelar dan upaya cakap teknologi yang dibutuhkan industri masa kini.

Maka dari itu, sudut-sudut teknologi kini dibalut dengan konten kreatif karya kecakapan manusia muktahir. Pertunjukan dipersiapkan mendukung kelanggengan teknologi itu sendiri. Tanpa kreatifitas dari manusia, teknologi tidak akan menjadi abadi. 

Jika teknologi mati, industri pun sekarat. Sebab industri besar ada di belakangnya menjadi back up yang ramah dengan jaminan transaksi kapital yang saling menguntungkan antara berbagai pihak. Termasuk melanggengkan untuk abadi organ-organ dari tekologi maupun industri.

Tidak heran adanya tampilan produk-produk industri pada konten-konten kreatif manusia yang dipajang pada pusaran teknologi terbaru. Industrialisasi, teknologi dan manusia memang bukanlah entitas yang terpisah. Mereka bekerja di dalam sistem tubuh yang sama. Bahkan mati dan hidupnya di bentuk untuk bersama-sama.

Konten menjadi nilai dagang teknologi paling laris manis dijual karena semakin kreatif dan berbeda akan digandrungi masa manusia pengguna teknologi itu sendiri. (sumber gambar : vondanote.com)
Konten menjadi nilai dagang teknologi paling laris manis dijual karena semakin kreatif dan berbeda akan digandrungi masa manusia pengguna teknologi itu sendiri. (sumber gambar : vondanote.com)
Konten menjadi nilai dagang teknologi paling laris manis dijual karena semakin kreatif dan berbeda akan digandrungi masa manusia pengguna teknologi itu sendiri. Tidak jarang konten-konten kreatif itu digunakan sebagai sarana manusia untuk menghibur dirinya sendiri. Karena sejatinya konten kreatif pada hari ini adalah sebagai sarana alternatif cara hidup untuk lebih berwarna manusia menjalani kehidupannya. Untuk itu semakin banyak manusia terlibat di dalamnya akan semakin cerah sebagai pasar produk-produk industri.

Sedangkan Industri sendiri masuk dengan cara mengendrosment konten kreatif tersebut dengan berbagai rupa. Terbukti tampilan-tampilan kecil pada konten untuk memperkenalkan produk pun tidak menjadi masalah. Terpenting dari semua itu adalah pengguna akan tahu bahwa ada produk industri yang sedang mengiklankan dirinya. Secara tidak langsung mengarahkan mereka untuk membeli produk dari dalam konten itu demi kelancaran proses industerialisasi.

Jaminan viewers pengguna teknologi yang melonjak tinggi menjadi angin segar memperkenalkan produk industri. Mereka mempunyai kepentingan terhadap produknya pada setiap teknologi yang sedang digandrungi.

Harapannya yaitu lebih mempengaruhi banyak orang untuk membeli produk industri tersebut. Tak ayal disetiap konten kreatif terdapat sponsor dari prodak-prodak industri. Dalam hal ini adalah kemajuan teknologi komputer yang dapat merekam setiap konten kreatif manusia seperti internet, televisi dan segala macam bentuk aplikasi muktahir pada gadget juga handphone.

Pasar Endors, kapital dan Peningkatan Ekonomi

Sebenarnya ada beberapa pengertian dari endorsement. Kata ini biasa digunakan dalam bisnis, asuransi dan pemasaran. Namun di dalam semesta milenials, kini endorsment berarti mendukung produk apa yang akan diendroskan. Biasanya endors sendiri produk-produk industri yang dijual dipasaran untuk diperkenalkan. Cara endors sendiri terbilang unik yaitu memanfaatkan media sosial sebagai sarananya.

Kaerna tujuan endors memasarkan, diharapakan produk itu laku karna di endros orang-orang seperti public figure atau selebritis di media sosial tentunya dengan segudang pengikut. Tidak jarang media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube dan Path sering digunakan untuk hal ini. Mengapa endors mengunakan media sosial? Karena media sosial-lah yang terbilang efektif dan efisien dalam hal memasarkan.

Dengan menjalarnya endors sendiri membuat manusia semakin kreatif di zaman milenials kini. Sebab ada potensi kapital (uang) yang didapat dari pelaku endors itu sendiri.

Manusia abad ini berlomba untuk tenar di media sosial dengan cepat. Bahkan tenar di media sosial dijadikan cita-cita tempat mengantungkan pendapatan untuk menopang kehidupan. Tidak heran jika peradaban kini mencipakan Vlogger yang hebat, Blogger yang karismatik dan para selebgram yang mempunyi jutaan pengikut.

Kemajuan teknologi dapat mengubah manusia menjadi sangat kreatif. Tentunya dapat pula menjadi kaya mendadak. Perlahan industri telah menemukan sarananya kembali untuk promosi produknya dengan biaya yang murah. Teknologi seakan memudahkan kita berakselerasi pada akses ekonomi yang lebih dimudahkan. Tidak ada sekat diantara kapital, industri dan kreatifnya manusia. Mungkin peradaban kedepan merupakan peradaban yang sangat kreatif dimana teknologi dan industri menjadi penopangnya.

Karena lebih mudah mencari uang dengan cepat secara kreatif di media sosial maka, kreatif sendiri akan menjadi stimulus mendemostrasikan karya manusia dengan harapan perolehan kapital.

Tetapi sistem ini bukan tanpa problematika, menurut saya ada yang tidak etis dari endorsment muktahir ini. Tidak jarang dari mereka yang tidak cukup kreatif mengandalkan tubuh dan sexsualitas mereka sebagi bahan jualannya kepada calon pengikut di media sosial.

Semakin mengumbar seksualitas, kecantikan dan keglamoran akan mengundang ketertarikan banyak pengikut. Mereka berharap semakin banyak pengikut di media sosial endorsment akan masuk dan akhirnya akunnya berpedapatan lalu bermimpi untuk kaya mendadak menjadi mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun