21 mei 2022
Sejatinya manusia hidup adalah pencari kebenaran sejati
Setiap manusia yang hidup adalah bagian makhluk ciptaan Nya yang paling sempurna,
sehingga wajar jika manusia menuntut hal hal yang sempurnaÂ
Karena kehidupan ini ada yang merencanakan dan menciptakannya termasuk kita manusia ada  pemilik nya begitupun alam semesta ini ada pemiliknya karena Dia Maha pencipta dan Pemilik segala-galanya.
Hidup tumbuh dan berkembang pun bagian dari proses penciptaan alam semesta karena kita manusia adalah makhluk bagian dari alam semesta ini dengan demikian sudah benar lah alam ini di ciptakan dengan benar berdasarkan sistem/aturan sang pencipta itu sendiri.Â
Secara umum manuska ingin segala sesuatu itu sempurna baik materil maupun non materil, tapi sedikit sekali manusia yang mencari hal yang berpaham kebenaran yang hakiki.Â
Karena kesempurnaan jiwa atau hidup seseorang tatkala ia mampu membedakan mana yang yang benar dan mana yang salah, dengan seperti itu dia sedang menuju tahap penjiwaan yang sempurna, sehingga nilai-nilai kebenaran adalah satu bagian dari pada sendi-sendi kehidupan ini, sehingga dapat di tangkap dan di jadikan sebuah ilmu tentang hidup.
Ada banyak hal tentang nilai-nilai kebenaran yang kita dapati baik di lingkungan sekitar maupun secara luas
Diskusi-diskusi kecil di warung kopi, sekolah , kampus, atau di majelis majelis keagamaan pada umumnya mereka sering membahas hal-hal yang menyangkut kebenaran itupun tidak banyak atau sangat sedikit  dari mereka yang mau diskusi tentang kebenaran.Â
Menurut pengalaman kita berdiskusi tentang kebenaran sering banyak perdebatan keras bahkan sengit dengan tingkat argumen yang berbeda-beda, padahal KEBENARAN itu  didiskusikan bukanlah di perdebatkan.Â
Masing-masing merasa benar tentang apa yang ada pada mereka, jika kita berkumpul 5 orang saling berdiskusi di situ pula ada 5 kebenaran yang di kedepankan menurut faham dan tingkat intelektual mereka masing-masing.Â
Namun terkadang ada juga kebenaran individu/pribadi seorang diri ini bisa kalah dengan kebenaran kelompok, golongan atau banyak orang. Kebenaran kelompok ini pun sering mengukuhkan bahwa kolompoknya lah yang paling benar dari sekian bamyak kelompok di bangsa ini.
Adapun terkadang kebenaran yang berkelompok dan pribadi ini sering kita temukan fakta di lapangan baik melalui dialok ataupun diskusi-diskusi kecil di  masyarakatl sering berbenturan atau bertolak dengan apa yang ada pada faham nenek moyang leluhur bangsa ini .
Bahwa sebenarnya KEBENARAN itu dapat di ukur melalui standar ukuran kebenaran yang hakiki, sama dengan halnya ketika kita mengukur sesuatu pasti menggunakan ukuran contoh, air atau minyak bisa di ukur kebenaran berat pastinya jika kita menggunakan alat ukur yaitu liter, atau ketika kita mengukur berapa panjang lebar dan luas ruangan itu ketika kita dapat ukur dengan menggunakan meteran sehingga luas dan panjang suatu ruangan itu dapat dipastikan keakuratan nya tanpa kita harus menduga-duga atau mengira-ngira.Â
Karena KEBENARAN yang hakiki itu tidak dapat di ukur dengan menurut kita punya standaar ukuran kebenaran pribadi. Namun pelajaran yang kita dapat dari beberapa diskusi di banyak pihak dan kalangan ternyata KEBENARAN itu adalah firman-firman Tuhan Yang Maha Esa.
Sejarah atau cerita sebuah perjalananan bangsa, kerajaan  atau seseorang tokoh manusia pun terkadang jadi sebuah perdebatan oleh orang-orang banyak terkait asal usul atau cerita asli sebenarnya yang benar, terkadang banyak juga yang bercerita menurut apa yang di dengar melalui banyak orang tanpa data yang nyata berdasarkan sejarah aslinya itupun di anggap benar oleh si pencerita.Â
Tidak banyak orang yang  mau menggali dan mencari sumber-sumber kebenaran yang faktual. Terkadang kebenaran pun di butuhkan bukti atau hal yang nyata atau ada pada saat itu berdasarkan saksi sejarah dan juga dukungan benda-benda peninggalan maupun tanda-tanda lainya. Namun sebagian orang menganggap hanya dongeng cerita yang di buat-buat tanpa tujuan. Padahal apa pun bentuk benda atau cerita-cerita kecil tentang sejarah masa lalu bangsa ini adalah bagian dari sebuah penciptaan alam semesta ini juga.
Ada juga Sebagian banyak orang tidak mau atau perlu hal hal kebenaran dengan alasan rumit atau ngapain pusing pusing memikirkan jauh pemikiran yang tak terjangkau oleh ilmiah manusia biasa, atau terlalu bnyak yang harus di kaji dan di telusuri hingga siang malam bahkan sedikit tidur.
Dari pada ribet mending hidup itu cukup berbuat baik kepada semua orang dan tidak merugikan sesama itu sudah cukup.
Padahal menurut banyak diskusi yang kita temukan kalau hanya Baik itu belum tentu Benar namun sebaliknya jika Benar sudah pasti tentu Baik.
Dapat di simpulkan kebenaran itu ada 4 bagian:
- Kebenaran individu/ ego atau hawa nafsu
- Kebenaran  banyak orang, Kelompok/golonganÂ
- kebenaran nenek moyang/ orang orang dahulu kala
- Kebenaran dari Tuhan Sang Pencipta Alam
Jakarta 06.06.2022 Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â PENULIS: KOMEN SETIADI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H