Tulisan ini terinspirasi dari anomali kemacetan saat lebaran di pelabuhan penyeberangan Merak - Bakauheni Selat Sunda sana. Rasanya aneh jika tidak mendengar berita situasi macet di penyeberangan Merak - Bakauheni pada hari-hari biasa apalagi pada akhir pekan.
Anehnya pada situasi lebaran seperti saat ini dari H-7 hingga H+7 nyaris tidak terdengar kemacetan, kriminalitas dan konflik yang terngiang ke permukaan terkait Pelabuhan Penyeberangan Merak - Bakauheni.
Pertanyaannya koq bisa ya pada sesi normal bisa terjadi kemacetan berkepanjangan dan pada situasi lebaran koq kemacetan berkepanjangan itu menghilang entah kemana....!
Telusur punya telusur ternyata telah terjadi perubahan manajemen pada perusahaan plat merah yang mengurusi pelabuhan penyeberangan tersebut, sang bos baru telah melakukan perubahan dan kebijaksanaan yang mempertaruhkan jiwa raga dan jabatan. Kebijaksanaan ini tentunya mendapat tantangan dalam hubungan Vertical dan Horizontal dalam sebuah organisasi kerja, orang lebih suka menikmati situasi saat ini daripada melayani dan menjalani tantangan perubahan yang belum tentu hasilnya lebih baik.
Sang Bos baru melakukan penataan organisasi dan manajemen, membuat kebijaksanaan taktis yang mungkin tidak melalui prosedur standard dan hasilnya menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik balam melayani masyarakat sebagai pelanggan jasa penyeberangan.
Lalu timbul pertanyaan, kenapa perubahan tersebut tidak dilakukan selama ini, rasanya mustahil jika para manajemen lama dan orang-orang yang berada pada posisi pengambil kebijakan di balik meja tidak mengetahui problem dasar dan solusi atas antrian truk berkepanjangan yang telah terjadi.
Penulis MENDUGA bahwa antrian truk berkepanjangan segaja diciptakan oleh kerjasama oknum-oknum dari berbagai pihak yang berkepentingan secara ekonomi dalam bentuk setoran yang direalisasikan dengan bentuk pungli.
Bagi teman-teman pembaca coba anda perhatikan sisi dinding belakang mobil truk yang terbiasa melintasi penyeberangan Merak - Bakauheni, pada umumnya terdapat tambahan simbol-simbol sebagai inisial atau identitas dari PEngurus TRUK yang menjual kemudahan berupa prioritas penyeberangan kepada Operator Truk Angkutan Barang.
Maraknya penjualan jasa prioritas penyeberangan tersebut MUNGKIN tidak dapat dilakukan oleh "Oknum Penguasa Lapangan" atau "Preman" tanpa dukungan dan kerjasama dari pihak terkait urusan "Keamanan" dan "Operator  Pengelola Pelabuhan" dengan cara-cara mudah, sederhana, legal tapi tidak adil.
Yang MUNGKIN dilakukan oleh Operator Pengelola Pelabuhan:
1. Membuat Jumlah dan Jadwal operasional kapal yang tidak rasional.
2. Membuat prosedur administrasi penyeberangan truk yang berbelit.
3. Membuat waktu sandar yang relatif lama saat bongkar dan muat.
4. Membuat fasilitas yang sengaja memperpanjang waktu masuknya Truk
5. Menerima setoran rutin dari Oknum Penguasa Lapangan
Yang MUNGKIN dilakukan oleh Oknum Penguasa Lapangan atau Preman:
1. Menjual kemudahan berupa Prioritas Jadwal Penyeberangan kepada Operator Truk.
2. Menjual jasa pengamanan pada truk yang lagi ngetem di antrian parkir.
3. Memberi setoran rutin pada Oknum-oknum pihak pendukung pembiaran
Yang MUNGKIN dilakukan oleh Pihak Keamanan:
1. Tidak menidak-lanjuti laporan dan keluhan dari Operator Truk
2. Pura-pura tidak tau dengan kondisi transaksi gelap di lapangan
3. Menerima setoran rutin dari Oknum Penguasa Lapangan
Kejadian kemacetan di penyeberangan Merak - Bakauheni ini sudah mejadi berita nasional dalam beberapa tahun terakhir dan lalu timbul pertanyaan kenapa saat menjelang lebaran dan sesudah lebaran 2012 justru tidak terdengar berita antrian berkepanjangan.
Berdasarkan perbandingan 2 situasi kepemimpinan dan 2 sutiasi musim yang berbeda maka penulis MENDUGA bahwa situasi tersebut adalah sesuatu yang disengaja, dugaan belum tentu benar dan semoga dugaan ini salah.
Lalu jika dugaan bahwa kondisi Kemacetan Berkepanjangan sengaja dibiarkan dan Pengelola Pengurus Truk sengaja dipelihara lantas timbul pertanyaan semua itu untuk apa dan untuk kepentingan siapa?. penulis MENDUGA bahwa ada kepentingan besar yang sengaja diciptakan dengan membuat kesan bahwa penyeberangan kapal Merak-Bakauheni tidak mampu lagi memenuhi Volume Penyeberangan sehingga dibutuhkan Sarana Penyeberangan Alternatif yang lebih memadai tapi mahal dan hanya bisa disediakan oleh investor kakap tertentu.
Coba anda pikir dalam hati:
1. Siapa yang diuntungkan jika Ferry Penyeberangan Merak - Bakauheni tidak ada?
2. Siapa korban yang sudah ke Liang Kubur terkait jalur penyeberangan alternatif ini?
3. Siapa investor berminat atas jalur penyeberangan alternatif ini?
4. Siapa penguasa yang melakukan disposisi jalur penyeberangan alternatif ini?
5. Siapa yang ribut dan tarik-menarik kuasa atas jalur penyeberangan alternatif ini?
6. Siapa yang dirugikan atas jalur penyeberangan alternatif ini?
7. Apakah Ferry akan tetap difungsikan jika jalur penyeberangan alternatif ini selesai?
8. Siapa yang menginginkan alih fungsi pelabuhan ferry penyeberangan
9. Siapa yang jadi penonton dan dapat cipratan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H